Turki Tangkap dan Deportasi Wartawan Rusia, Kremlin Meradang
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia marah dan tidak terima dengan tindakan Pemerintah Turki yang menangkap dan mendeportasi para wartawan Moskow. Para wartawan yang dideportasi Turki itu sedang bersiap melakukan investigasi soal dugaan bisnis minyak ilegal ISIS dengan Turki.
Kemarahan Kremlin disampaikan pihak Kementerian Luar Negeri Rusia, Rabu (9/12/2015). Menurut wartawan yang dideportasi, mereka tidak menerima penjelasan dari otoritas Turki soal tindakan itu. Mereka adalah para wartawan stasiun televisi Rossiya1.
”Pihak berwenang Turki menolak untuk memberikan penjelasan kepada perwakilan dari Kedutaan Besar Rusia di Turki yang telah berhubungan dengan awak (media) tak lama setelah penahanan,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dilansir Russia Today.
(Baca: Investigasi Minyak ISIS, Wartawan Rusia Ditangkap dan Dideportasi Turki)
Ada dugaan kelompok wartawan Rusia ini dideportasi atas tuduhan bahwa mereka melanggar hukum yang ditetapkan bagi wartawan asing yang bekerja di Turki.
”Kami sangat mengutuk tindakan ilegal Pemerintah Turki,” lanjut Kementerian Luar Negeri Rusia. "Sikap seperti itu terhadap media adalah benar-benar tidak dapat diterima.”
Kemarahan Kremlin disampaikan pihak Kementerian Luar Negeri Rusia, Rabu (9/12/2015). Menurut wartawan yang dideportasi, mereka tidak menerima penjelasan dari otoritas Turki soal tindakan itu. Mereka adalah para wartawan stasiun televisi Rossiya1.
”Pihak berwenang Turki menolak untuk memberikan penjelasan kepada perwakilan dari Kedutaan Besar Rusia di Turki yang telah berhubungan dengan awak (media) tak lama setelah penahanan,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dilansir Russia Today.
(Baca: Investigasi Minyak ISIS, Wartawan Rusia Ditangkap dan Dideportasi Turki)
Ada dugaan kelompok wartawan Rusia ini dideportasi atas tuduhan bahwa mereka melanggar hukum yang ditetapkan bagi wartawan asing yang bekerja di Turki.
”Kami sangat mengutuk tindakan ilegal Pemerintah Turki,” lanjut Kementerian Luar Negeri Rusia. "Sikap seperti itu terhadap media adalah benar-benar tidak dapat diterima.”
(mas)