Putin Anggap Aksi Turki Tembak Su-24 Sebagai Pengkhianatan
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin tampaknya tak bisa menyembunyikan kegeramannya terhadap aksi Turki yang menembak jatuh pesawat tempur Su-24 di wilayah perbatasan Suriah dan Turki beberapa hari lalu.
Menurut Putin, aksi militer Turki adalah sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh sebuah negara yang dianggap sebagai teman oleh Rusia. Meski begitu, ia menegaskan jika Moskow siap bekerjasama dengan koalisi Amerika Serikat.
"Kami siap bekerjasama dengan koalisi yang dipimpin AS. Tapi, insiden seperti penembakan pesawat kami dan kematian prajurit kami benar-benar tidak dapat diterima," ujar Putin saat bertemu dengan Presiden Prancis, Fracois Hollande, seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (27/11/2015).
"Dan kita akan melanjutkan kerjasama ini dari posisi dimana tidak akan ada lagi pengulangan terhadap insiden tersebut. Jika tidak, kita tidak akan membutuhkan kerjasama dengan siapu pun, koalisi apa pun, negara manapun," tegas Putin.
Rusia sendiri baru saja menyepakati kerjama dengan Prancis, yang nota bene adalah bagian dari koalisi AS, untuk berbagi informasi intelijen terkait ISIS. Rusia berharap, kerjasama ini akan menjadi pintu masuk pembentukan koalisi anti-teroris di bawah naungan PBB.
Menurut Putin, aksi militer Turki adalah sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh sebuah negara yang dianggap sebagai teman oleh Rusia. Meski begitu, ia menegaskan jika Moskow siap bekerjasama dengan koalisi Amerika Serikat.
"Kami siap bekerjasama dengan koalisi yang dipimpin AS. Tapi, insiden seperti penembakan pesawat kami dan kematian prajurit kami benar-benar tidak dapat diterima," ujar Putin saat bertemu dengan Presiden Prancis, Fracois Hollande, seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (27/11/2015).
"Dan kita akan melanjutkan kerjasama ini dari posisi dimana tidak akan ada lagi pengulangan terhadap insiden tersebut. Jika tidak, kita tidak akan membutuhkan kerjasama dengan siapu pun, koalisi apa pun, negara manapun," tegas Putin.
Rusia sendiri baru saja menyepakati kerjama dengan Prancis, yang nota bene adalah bagian dari koalisi AS, untuk berbagi informasi intelijen terkait ISIS. Rusia berharap, kerjasama ini akan menjadi pintu masuk pembentukan koalisi anti-teroris di bawah naungan PBB.
(ian)