Eks Petinggi Intelijen Turki Sebut Tembak Jatuh Jet Rusia Kesalahan Besar
A
A
A
ANKARA - Eks Kepala Staf Umum Departemen Intelijen Turki, Ismail Hakki Pekin, mengatakan bahwa keputusan militer Turki untuk menembak jatuh pesawat jet bomber Su-24 Rusia yang sedang memerangi teroris merupakan kesalahan besar.
Dalam wawancara dengan Sputnik, Rabu (25/11/2015), Pekin merasa heran mengapa militer Turki nekat menembak jatuh pesawat jet pembom Rusia,”Fakta bahwa pesawat tempur itu tidak menimbulkan ancaman bagi keamanan Turki dan tidak menunjukkan niat bermusuhan,” katanya.
Menurutnya, Rusia memang beberapa kali dijatuhi sanksi sejumlah negara terkait krisis Georgia tahun 2008 dan krisis Ukraina pada saat ini. Namun, bukan berarti Rusia tidak bisa memberikan respons atas penembakan pesawat jet bomber Su-24 oleh pesawat tempur F-16 Turki.
”Terlepas dari sanksi, Rusia juga mengerahkan sistem rudal Iskander di Kaliningrad untuk pembalasan terhadap kegiatan NATO yang meningkat. Anda harus memahami bahwa Rusia memiliki potensi yang sangat kuat di bidang ini,” ujar Pekin.
Menurutnya, insiden penembakan pesawat jet Rusia itu bisa membuat Turki kehilangan pengaruhnya di kawasan.
”Turki kehilangan posisinya di kawasan itu menyusul perjanjian baru pada pangkalan militer. Negara ini menjauhkan diri dari Iran, Suriah dan Irak dan semakin ditarik ke dalam lingkup pengaruh dari kebijakan Washington,” katanya.
Dalam wawancara dengan Sputnik, Rabu (25/11/2015), Pekin merasa heran mengapa militer Turki nekat menembak jatuh pesawat jet pembom Rusia,”Fakta bahwa pesawat tempur itu tidak menimbulkan ancaman bagi keamanan Turki dan tidak menunjukkan niat bermusuhan,” katanya.
Menurutnya, Rusia memang beberapa kali dijatuhi sanksi sejumlah negara terkait krisis Georgia tahun 2008 dan krisis Ukraina pada saat ini. Namun, bukan berarti Rusia tidak bisa memberikan respons atas penembakan pesawat jet bomber Su-24 oleh pesawat tempur F-16 Turki.
”Terlepas dari sanksi, Rusia juga mengerahkan sistem rudal Iskander di Kaliningrad untuk pembalasan terhadap kegiatan NATO yang meningkat. Anda harus memahami bahwa Rusia memiliki potensi yang sangat kuat di bidang ini,” ujar Pekin.
Menurutnya, insiden penembakan pesawat jet Rusia itu bisa membuat Turki kehilangan pengaruhnya di kawasan.
”Turki kehilangan posisinya di kawasan itu menyusul perjanjian baru pada pangkalan militer. Negara ini menjauhkan diri dari Iran, Suriah dan Irak dan semakin ditarik ke dalam lingkup pengaruh dari kebijakan Washington,” katanya.
(mas)