Tembak Jatuh Jet Su-24 Rusia, Turki Dibela NATO
A
A
A
BRUSSELS - Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membela sekutunya Turki yang menembak jatuh pesawat jet bomber Su-24 Rusia. Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, percaya alasan Turki melakukan tindakan itu dan mengabaikan kemarahan Rusia.
Pesawat jet pembom Su-24 Rusia ditembak jatuh pesawat tempur F-16 Turki, Selasa kemarin. Turki berdalih tidak mengetahui jika pesawat jet yang ditembak jatuh itu milik Rusia. Turki menegaskan bahwa, pesawat jet Su-24 itu telah melanggar wilayah udaranya.
Namun, Rusia menyangkal tuduhan Turki karena pesawat tempurnya terbang di wilayah udara Suriah yang diperkuat dengan data radar. Presiden Vladimir Putin marah dan bersumpah tindakan Turki akan menjadi “konsekuensi serius”.
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, telah menawarkan dukungan untuk Turki. Dia menolak bantahan Rusia bahwa pesawat Su-24 itu ditembak jatuh di wilayah udara Suriah. ”Penilaian sekutu yang kita miliki adalah konsisten dengan informasi yang kami miliki dari Turki," katanya dalam konferensi pers.
”Kami berdiri dalam solidaritas dengan Turki dan mendukung integritas wilayah sekutu kami,” lanjut Stoltenberg.
Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, justru menekan Rusia agar fokus pada perang terhadap ISIS, bukan memanaskan ketegangan dengan Turki. Obama menyindir manuver pesawat tempur Rusia yang mendekati perbatasan Turki.
”Ini menunjukkan masalah yang sedang berlangsung dengan operasi Rusia, dalam arti bahwa mereka beroperasi sangat dekat dengan perbatasan Turki,” kata Obama, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/11/2015).
“Jika Rusia mengarahkan energinya ke arah pasukan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) beberapa dari konflik mereka atau potensi untuk eskalasi mungkin bisa berkurang,” lanjut Obama.
Pesawat jet pembom Su-24 Rusia ditembak jatuh pesawat tempur F-16 Turki, Selasa kemarin. Turki berdalih tidak mengetahui jika pesawat jet yang ditembak jatuh itu milik Rusia. Turki menegaskan bahwa, pesawat jet Su-24 itu telah melanggar wilayah udaranya.
Namun, Rusia menyangkal tuduhan Turki karena pesawat tempurnya terbang di wilayah udara Suriah yang diperkuat dengan data radar. Presiden Vladimir Putin marah dan bersumpah tindakan Turki akan menjadi “konsekuensi serius”.
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, telah menawarkan dukungan untuk Turki. Dia menolak bantahan Rusia bahwa pesawat Su-24 itu ditembak jatuh di wilayah udara Suriah. ”Penilaian sekutu yang kita miliki adalah konsisten dengan informasi yang kami miliki dari Turki," katanya dalam konferensi pers.
”Kami berdiri dalam solidaritas dengan Turki dan mendukung integritas wilayah sekutu kami,” lanjut Stoltenberg.
Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, justru menekan Rusia agar fokus pada perang terhadap ISIS, bukan memanaskan ketegangan dengan Turki. Obama menyindir manuver pesawat tempur Rusia yang mendekati perbatasan Turki.
”Ini menunjukkan masalah yang sedang berlangsung dengan operasi Rusia, dalam arti bahwa mereka beroperasi sangat dekat dengan perbatasan Turki,” kata Obama, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/11/2015).
“Jika Rusia mengarahkan energinya ke arah pasukan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) beberapa dari konflik mereka atau potensi untuk eskalasi mungkin bisa berkurang,” lanjut Obama.
(mas)