Ulama Top Sunni Kutuk Teror Mengerikan di Paris
A
A
A
KAIRO - Ulama terkemuka Sunni dari lembaga pendidikan Al-Azhar di Kairo, Mesir, Ahmed al-Tayyeb, mengutuk serangkaian teror mengerikan di Paris yang menewaskan ratusan orang.
Dia mendesak persatuan global untuk melawan ekstremisme. Al-Tayyeb menyebut rangkaian teror di Paris, Prancis, sebagai serangan “kebencian”.
”Kami mengecam insiden kebencian ini,” katanya, dalam sebuah konferensi yang disiarkan oleh stasiun televisi Pemerintah Mesir, Sabtu (14/11/2015).
”Waktunya telah tiba bagi dunia untuk bersatu untuk menghadapi rakasa ini,” lanjut dia mengacu pada kelompok ekstremis.
”Tindakan seperti ini bertentangan dengan semua prinsip-prinsip agama, kemanusiaan dan peradaban,” imbuh al-Tayyeb.
Komentar itu dia sampaikan pada pembukaan konferensi di Kota Luxor selatan yang difokuskan pada pemberantasan "pemikiran ekstremis”.
Presiden Prancis, Francois Hollande, menyalahkan ISIS sebagai dalang rangkaian teror berdarah di Paris. Menurutnya, rentetan serangan di Paris yang menewaskan 127 orang—pejabat Prancis lain menyebut 153 orang—sebagai tindakan perang.
Hollande yang mengumumkan status darurat nasional dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional bersumpah akan terus melakukan perang tanpa ampun untuk melawan teroris.
Dia mendesak persatuan global untuk melawan ekstremisme. Al-Tayyeb menyebut rangkaian teror di Paris, Prancis, sebagai serangan “kebencian”.
”Kami mengecam insiden kebencian ini,” katanya, dalam sebuah konferensi yang disiarkan oleh stasiun televisi Pemerintah Mesir, Sabtu (14/11/2015).
”Waktunya telah tiba bagi dunia untuk bersatu untuk menghadapi rakasa ini,” lanjut dia mengacu pada kelompok ekstremis.
”Tindakan seperti ini bertentangan dengan semua prinsip-prinsip agama, kemanusiaan dan peradaban,” imbuh al-Tayyeb.
Komentar itu dia sampaikan pada pembukaan konferensi di Kota Luxor selatan yang difokuskan pada pemberantasan "pemikiran ekstremis”.
Presiden Prancis, Francois Hollande, menyalahkan ISIS sebagai dalang rangkaian teror berdarah di Paris. Menurutnya, rentetan serangan di Paris yang menewaskan 127 orang—pejabat Prancis lain menyebut 153 orang—sebagai tindakan perang.
Hollande yang mengumumkan status darurat nasional dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional bersumpah akan terus melakukan perang tanpa ampun untuk melawan teroris.
(mas)