Charles de Gaulle, Kapal Induk Kebanggaan Prancis Penumpas ISIS
A
A
A
PARIS - Pemerintah Prancis akhirnya memutuskan untuk meningkatkan peran mereka dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk melawan ISIS di Suriah dan Irak. Salah satu langkah yang diambil Prancis adalah mengirimkan kapal induk Charles de Gaulle.
"Pemerintah Perancis memutuskan menurunkan satuan kelompok tempur bersama kapal induk Charles de Gaulle untuk berpartisipasi dalam operasi melawan Daesh dan kelompok afiliasinya," ujar Presiden Perancis, Francois Hollande dalam sebuah pernyataan.(Baca juga: Bantu Perangi ISIS, Prancis Kirim Kapal Induk ke Suriah)
Merangkum dari berbagai sumber, Sindonews mencoba untuk mengulas mengenai kapal yang namanya diambil dari nama Presiden Prancis ke-18 tersebut. Kapal ini akan dipakai Prancis untuk menumpas kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi.
Kapal induk Charles de Gaulle merupakan kapal induk bertenaga nuklir pertama yang dimiliki oleh Prancis dan juga merupakan satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir yang saat ini dioperasikan di luar kapal induk milik Angkatan Laut AS.
Kapal ini memiliki panjang sekitar 260 meter, dan mampu menampung 40 jet tempur dan helikopter. Dassault-Breguet Super Étendard, Dassault Rafale M dan pesawat E-2C Hawkeye, serta helikopter EC725 Caracal dan AS532 Cougar adalah sejumlah jet tempur dan helikopter yang bercokol di kapal kebanggan rakyat Prancis tersebut.
Kapal buatan CNS Laid down ini seharusnya memiliki saudara kembar. Sebab, rencana semula, dua kapal induk akan diproduksi dan secara bergantian akan dioperasikan pada tahun 1996 dan 2002. Rencananya lagi, kapal pertama dipesan pada Februari 1986 dan pemotongan metal pertama pada November 1987.
Namun, akibat krisis ekonomi di Eropa membuat pembuatan kapal ini tertunda selama beberapa waktu, dan rencananya pembuatan dua kapal induk pun musnah. Meski tertatih-tatih dalam proses pembuatannya, akhirnya kapal ini bisa melakukan uji laut pada tahun 1999.
Charles de Gaulle melakukan debut resminya pada tahun 2001, atau dua tahun setelah uji laut dilakukan. Misi pertama yang diemban adalah membantu operasi militer AS di Afghanistan lewat Operation Heracles pada Desember 2001.
Kapal ini dilengkapi dengan sejumlah senjata yang cukup canggih, yakni peluncur torpedo, peluncur rudal jarak menengah, dan senapan Giat 20F2 20mm. Kapal induk Prancis ini juga dilengkapi dengan radar DRBV 26D, dan radar DRBV 15C yang bergungsi untuk mendeteksi musuh yang terbang dalam ketinggian yang cukup rendah.
Charles de Gaulle sendiri sejatinya termasuk kapal yang cukup sering bermasalah, mulai dari baling-baling yang patah, konstruksi yang buruk, radioaktif tinggi dari reaktor nuklir dan dek penerbangan yang terlalu pendek untuk dioperasikan pesawat jenis tertentu.
Namun, karena Prancis telah mempensiunkan kapal induk Clemencau pada Maret 1998 dan menjual kapal induk Foch ke Brazil pada November 2000, Charles de Gaulle menjadi bintang dan simbol proyeksi kekuatan militer Perancis di samudera saat ini.
"Pemerintah Perancis memutuskan menurunkan satuan kelompok tempur bersama kapal induk Charles de Gaulle untuk berpartisipasi dalam operasi melawan Daesh dan kelompok afiliasinya," ujar Presiden Perancis, Francois Hollande dalam sebuah pernyataan.(Baca juga: Bantu Perangi ISIS, Prancis Kirim Kapal Induk ke Suriah)
Merangkum dari berbagai sumber, Sindonews mencoba untuk mengulas mengenai kapal yang namanya diambil dari nama Presiden Prancis ke-18 tersebut. Kapal ini akan dipakai Prancis untuk menumpas kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi.
Kapal induk Charles de Gaulle merupakan kapal induk bertenaga nuklir pertama yang dimiliki oleh Prancis dan juga merupakan satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir yang saat ini dioperasikan di luar kapal induk milik Angkatan Laut AS.
Kapal ini memiliki panjang sekitar 260 meter, dan mampu menampung 40 jet tempur dan helikopter. Dassault-Breguet Super Étendard, Dassault Rafale M dan pesawat E-2C Hawkeye, serta helikopter EC725 Caracal dan AS532 Cougar adalah sejumlah jet tempur dan helikopter yang bercokol di kapal kebanggan rakyat Prancis tersebut.
Kapal buatan CNS Laid down ini seharusnya memiliki saudara kembar. Sebab, rencana semula, dua kapal induk akan diproduksi dan secara bergantian akan dioperasikan pada tahun 1996 dan 2002. Rencananya lagi, kapal pertama dipesan pada Februari 1986 dan pemotongan metal pertama pada November 1987.
Namun, akibat krisis ekonomi di Eropa membuat pembuatan kapal ini tertunda selama beberapa waktu, dan rencananya pembuatan dua kapal induk pun musnah. Meski tertatih-tatih dalam proses pembuatannya, akhirnya kapal ini bisa melakukan uji laut pada tahun 1999.
Charles de Gaulle melakukan debut resminya pada tahun 2001, atau dua tahun setelah uji laut dilakukan. Misi pertama yang diemban adalah membantu operasi militer AS di Afghanistan lewat Operation Heracles pada Desember 2001.
Kapal ini dilengkapi dengan sejumlah senjata yang cukup canggih, yakni peluncur torpedo, peluncur rudal jarak menengah, dan senapan Giat 20F2 20mm. Kapal induk Prancis ini juga dilengkapi dengan radar DRBV 26D, dan radar DRBV 15C yang bergungsi untuk mendeteksi musuh yang terbang dalam ketinggian yang cukup rendah.
Charles de Gaulle sendiri sejatinya termasuk kapal yang cukup sering bermasalah, mulai dari baling-baling yang patah, konstruksi yang buruk, radioaktif tinggi dari reaktor nuklir dan dek penerbangan yang terlalu pendek untuk dioperasikan pesawat jenis tertentu.
Namun, karena Prancis telah mempensiunkan kapal induk Clemencau pada Maret 1998 dan menjual kapal induk Foch ke Brazil pada November 2000, Charles de Gaulle menjadi bintang dan simbol proyeksi kekuatan militer Perancis di samudera saat ini.
(esn)