Horor, Pabrik 4 Lantai di Pakistan Ambruk & 150 Orang Terperangkap
A
A
A
LAHORE - Sebuah pabrik berlantai empat di pinggiran Lahore, Pakistan, ambruk. Insiden horor itu menyebabkan 150 orang terperangkap di dalam reruntuhan bangunan.
Musibah itu terjadi Selasa lalu. Hingga Kamis (5/11/2015), 20 orang ditemukan tewas.
Pejabat senior pemerintah daerah setempat, Mohammed Usman, mengatakan 75 orang yang terluka telah diselamatkan oleh pekerja yang sedang menggali reruntuhan bangunan untuk mencari para korban.
Bencana itu datang berselang hampir dua minggu setelah gempa 7,5 skala richter melanda Pakistan dan Afghanistan. Gempa itu menewaskan 390 orang dan meratakan hampir 75 ribu rumah.
Pejabat tinggi di Punjab, Shahbaz Sharif, mengatakan ada kemungkinan bahwa bangunan pabrik itu mengalami kerusakan selama gempa terjadi. ”Saya telah mendengar tentang gempa bumi yang mempengaruhi bangunan, namun menurut buruh, pemiliknya terus membangun,” katanya kepada wartawan.
Setelah ambruk total, tidak ada bagian bangunan yang tetap utuh. Ratusan petugas penyelamat secara hati-hati menyisir melalui puing-puing untuk menemukan korban yang selamat. "Orang-orang telah menerima panggilan telepon dari tiga atau empat orang dari dalam puing-puing, sehingga kami tidak dapat menyingkirkan puing-puing secara sembarangan,” kata Usman.
Pihak militer Pakistan, menyatakan bahwa, tim pencari dan penyelamat sedang dikirim ke tempat kejadian. ”Ahli Angkatan Darat telah dikirim untuk operasi penyelamatan,” bunyi pesan tertulis pihak militer Pakistan yang dikirim seorang juru bicara kepada Reuters.Tiga crane, buldoser dan lebih dari 40 kendaraan darurat terlibat dalam operasi penyelamatan.
Pabrik yang ambruk itu merupakan pabrik tas plastik Rajput Polyester, yang terletak di kawasan industri Sundar, sekitar 45 kilometer sebelah barat daya dari pusat kota. Hingga kini belum jelas apa yang menyebabkan ambruknya pabrik berlantai empat itu.
”Anak saya adalah seorang buruh upah harian di sini. Kita tidak bisa menemukannya di antara orang-orang yang tewas atau terluka, jadi saya hanya berharap bahwa dia akan ditemukan dari reruntuhan dalam kondisi aman,” kata Mohammad Ramzan yang kehilangan putranya.
Musibah itu terjadi Selasa lalu. Hingga Kamis (5/11/2015), 20 orang ditemukan tewas.
Pejabat senior pemerintah daerah setempat, Mohammed Usman, mengatakan 75 orang yang terluka telah diselamatkan oleh pekerja yang sedang menggali reruntuhan bangunan untuk mencari para korban.
Bencana itu datang berselang hampir dua minggu setelah gempa 7,5 skala richter melanda Pakistan dan Afghanistan. Gempa itu menewaskan 390 orang dan meratakan hampir 75 ribu rumah.
Pejabat tinggi di Punjab, Shahbaz Sharif, mengatakan ada kemungkinan bahwa bangunan pabrik itu mengalami kerusakan selama gempa terjadi. ”Saya telah mendengar tentang gempa bumi yang mempengaruhi bangunan, namun menurut buruh, pemiliknya terus membangun,” katanya kepada wartawan.
Setelah ambruk total, tidak ada bagian bangunan yang tetap utuh. Ratusan petugas penyelamat secara hati-hati menyisir melalui puing-puing untuk menemukan korban yang selamat. "Orang-orang telah menerima panggilan telepon dari tiga atau empat orang dari dalam puing-puing, sehingga kami tidak dapat menyingkirkan puing-puing secara sembarangan,” kata Usman.
Pihak militer Pakistan, menyatakan bahwa, tim pencari dan penyelamat sedang dikirim ke tempat kejadian. ”Ahli Angkatan Darat telah dikirim untuk operasi penyelamatan,” bunyi pesan tertulis pihak militer Pakistan yang dikirim seorang juru bicara kepada Reuters.Tiga crane, buldoser dan lebih dari 40 kendaraan darurat terlibat dalam operasi penyelamatan.
Pabrik yang ambruk itu merupakan pabrik tas plastik Rajput Polyester, yang terletak di kawasan industri Sundar, sekitar 45 kilometer sebelah barat daya dari pusat kota. Hingga kini belum jelas apa yang menyebabkan ambruknya pabrik berlantai empat itu.
”Anak saya adalah seorang buruh upah harian di sini. Kita tidak bisa menemukannya di antara orang-orang yang tewas atau terluka, jadi saya hanya berharap bahwa dia akan ditemukan dari reruntuhan dalam kondisi aman,” kata Mohammad Ramzan yang kehilangan putranya.
(mas)