Khawatir Perang Yakuza, Halloween Anak-anak Jepang Dibatalkan

Senin, 26 Oktober 2015 - 09:11 WIB
Khawatir Perang Yakuza,...
Khawatir Perang Yakuza, Halloween Anak-anak Jepang Dibatalkan
A A A
TOKYO - Sindikat Yakuza Jepang terbesar Jepang, Yamaguchi-gumi, telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan membagikan permen dan menanggungkan acara Halloween untuk anak-anak Jepang tahun ini. Alasannya, karena berbagai kondisi terkait sindikat Yakuza yang bisa membahayakan anak-anak.

Meski enggan menyebut pembatalan Halloween itu karena kekhawatiran pecahnya perang Yakuza, namun para wartawan Jepang yang fokus pada masalah kejahatan geng membenarkan adanya kekhawatiran pecahnya perang Yakuza. Yakuza adalah sebutan khas untuk kelompok mafia paling berbahaya di Jepang.

”Setiap tahun pada tanggal 31 Oktober, sesuai adat, kami telah mengadakan acara Halloween, tapi tahun ini, karena berbagai keadaan, acara tersebut telah dibatalkan,” demikian pernyataan resmi yang dipajang di pintu markas Yamaguchi-gumi.

Pada tahun lalu, beberapa anggota geng membagikan bingkisan warna merah muda dengan tas plastik untuk semua pendatang dalam acara Halloween.

”Kami menyadari ini menyebabkan penyesalan besar untuk orang tua dan anak-anak yang memandang ke depan untuk ini, tapi tahun depan kita benar-benar akan mengadakan lagi, jadi silakan berharap untuk itu,” lanjut pernyataan itu.

Kekhawatiran pecahnya perang Yakuza sudah lama muncul. Hal itu dipicu pecahnya kelompok Yamaguchi-gumi karena ketidakpuasan para anggotanya dengan sang pemimpin.

”Jika mereka mengumpulkan anak-anak di lingkungan dan insiden terjadi, bos (Yamaguchi-gumi) akan dikejar untuk dimintai tanggung jawab,” kata Atsushi Mizoguchi, seorang wartawan lokal yang fokus pada masalah kejahatan geng, kepada Japan Times, semalam (25/10/2015).

”Hampir tidak ada perhatian media pada tahun lalu. Tapi (Yakuza) itu akan membuat kekacauan tahun ini,” imbuh Tomohiko Suzuki, seorang penulis yang mengkhususkan diri pada Yakuza.

Yamaguchi-gumi merupakan sindikat Yakuza yang didirikan tepat 100 tahun yang lalu. Sindikat itu bergerak di bidang pemerasan, perjudian ilegal, pencucian uang, narkoba dan akhir-akhir ini bergerak dalam aksi kejahatan berteknologi canggih.

Seperti mafia di Amerika, sindikat Yakuza ini menampilkan dirinya sebagai organisasi jinak dengan melakukan tindakan altruistik bagi masyarakat. Contoh, menyalurkan bantuan darurat setelah gempa di Kobe tahun 1995. Sindikat ini juga kerap membagi-bagikan amplop berisi uang tunai selama festival Halloween.

“Halloween adalah cara untuk Yamaguchi-gumi mengingatkan orang bahwa sosok penjaga tua selalu berhati-hati untuk bergaul dengan penduduk lokal dan bahwa mereka tidak semuanya buruk,” kata seorang seorang detektif polisi lokal kepada Daily Beast, yang menolak diidentifikasi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0730 seconds (0.1#10.140)