Batasi Akses Kaum Muslim, UNESCO Kutuk Israel
A
A
A
NEW YORK - Badan PBB yang mengawasi warisan budaya, UNESCO mengeluarkan resolusi yang mengutuk Israel karena membatasi akses kaum Muslim untuk memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Kebijakan inilah yang menjadi pemicu gelombang kekerasan yang terjadi antara Palestina dengan Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh UNESCO bertepatan dengan upaya internasional untuk menghentikan kekerasan antara Israel dan Palestina. Hingga saat ini, setidaknya 42 warga Palestina dan delapan warga Israel telah tewas.
Eskalasi ketegangan ini dipicu oleh semakin seringnya warga Yahudi melakukan kunjungan ke komplek yang secara resmi berada di bawah pengawasan umat Muslim, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (22/10/2015).
Resolusi UNESCO ini disahkan setelah mendapat dukungan 26 dari negara anggotanya. Sedangkan 6 negara menolak resolusi ini, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Jerman. Sedangkan 25 negara memilih untuk abstain termasuk Prancis.
Resolusi ini mendapat kritikan keras dari Menteri Dalam Negeri Israel, Silvan Shalom, dan menilai UNESCO menunjukkan sikap sangat bermusuhan dengan Israel. Sebelumnya, Israel juga sempat merasa kecewa setelah UNESCO memberikan keanggotan penuh kepada Palestina pada tahun 2011 lalu, meski mendapat tentangan dari negeri Zionis itu dan Amerika Serikat.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh UNESCO bertepatan dengan upaya internasional untuk menghentikan kekerasan antara Israel dan Palestina. Hingga saat ini, setidaknya 42 warga Palestina dan delapan warga Israel telah tewas.
Eskalasi ketegangan ini dipicu oleh semakin seringnya warga Yahudi melakukan kunjungan ke komplek yang secara resmi berada di bawah pengawasan umat Muslim, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (22/10/2015).
Resolusi UNESCO ini disahkan setelah mendapat dukungan 26 dari negara anggotanya. Sedangkan 6 negara menolak resolusi ini, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Jerman. Sedangkan 25 negara memilih untuk abstain termasuk Prancis.
Resolusi ini mendapat kritikan keras dari Menteri Dalam Negeri Israel, Silvan Shalom, dan menilai UNESCO menunjukkan sikap sangat bermusuhan dengan Israel. Sebelumnya, Israel juga sempat merasa kecewa setelah UNESCO memberikan keanggotan penuh kepada Palestina pada tahun 2011 lalu, meski mendapat tentangan dari negeri Zionis itu dan Amerika Serikat.
(ian)