Saudi Tegaskan Dukungan Pada Pemberontak Suriah
A
A
A
MOSKOW - Arab Saudi menegaskan bahwa Presiden Suriah Bashar Assad harus mundur, dan mereka akan tetap memberikan dukungan pada pemberontak Suriah. Penegasan itu disampaikan oleh pejabat Saudi kala melakukan pertemuan dengan pejabat Rusia di Moskow.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Saudi Mohammed bin Salman dan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir dari pihak Saudi, dan Presiden Rusia Vladimir Putin serta Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Saudi juga memastikan akan memperkuat pemberontak Suriah.
"Arab Saudi akan terus memperkuat dan mendukung oposisi moderat di Suriah," kata seorang sumber Saudi yang berbicara dalam kondisi anonim merujuk pada pemberontak Suriah.
"Arab Saudi juga menegaskan bahwa Presiden Suriah Bshar al-Assad harus mundur dari jabatannya saat ini, sebagai bagian dari proses perdamaian," sambung sumber tersebut, seperti dilansir Reuters pada Senin (12/10).
Sumber itu menambahkan jika sikap Saudi itu sesuai dengan apa yang dicapai di konferensi perdamaian Suriah yang diselenggarakan di Jenewa pada bulan Juni 2012 lalu. Dimana, salah satu poinnya adalah harus ada transisi politik di Suriah, dari Assad menuju pemimpin baru Suriah kelak.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Saudi Mohammed bin Salman dan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir dari pihak Saudi, dan Presiden Rusia Vladimir Putin serta Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Saudi juga memastikan akan memperkuat pemberontak Suriah.
"Arab Saudi akan terus memperkuat dan mendukung oposisi moderat di Suriah," kata seorang sumber Saudi yang berbicara dalam kondisi anonim merujuk pada pemberontak Suriah.
"Arab Saudi juga menegaskan bahwa Presiden Suriah Bshar al-Assad harus mundur dari jabatannya saat ini, sebagai bagian dari proses perdamaian," sambung sumber tersebut, seperti dilansir Reuters pada Senin (12/10).
Sumber itu menambahkan jika sikap Saudi itu sesuai dengan apa yang dicapai di konferensi perdamaian Suriah yang diselenggarakan di Jenewa pada bulan Juni 2012 lalu. Dimana, salah satu poinnya adalah harus ada transisi politik di Suriah, dari Assad menuju pemimpin baru Suriah kelak.
(esn)