Pria Italia Buka 'Universitas Pornografi', Ribuan Orang Melamar
Pria Italia Buka 'Universitas Pornografi', Ribuan Orang Melamar
A
A
A
ROMA - Pria Italia bernama Rocco Siffredi, 51, meluncurkan sebuah akademi yang dia namakan “universitas pornografi”. Akademi itu dia buka khusus bagi calon bintang film “syur” atau film dewasa.
Meski sudah jelas tujuan dibukanya akademi itu, anehnya ribuan orang tertarik melamar untuk masuk. Dalam biografinya, Siffredi dikenal sebagai Stallion seorang bintang film dewasa yang telah membuat lebih dari 1.300 film.
Menurutnya, di akademi itu para calon bintang film dewasa bisa mempelajari semua trik agar filmnya sukses.
Yang membuat heboh, akademi itu dia konsep menjadi sebuah acara reality show di sebuah stasiun televisi. Siffredi mengatakan, “siswa didik” di akademinya itu akan memperoleh pengetahuan tentang industri film dewasa.
Menurut laporan news.com.au, Kamis (8/10/2015), ayah dua anak itu sudah memilih 14 pria dan tujuh wanita dari ribuan pelamar yang akan masuk di akademinya.
Dia mengakui bahwa orang-orang yang masuk di akademi itu hanya orang-orang yang memiliki pekerjaaan yang tidak biasa.
”Saya memiliki kehidupan yang normal, bagi banyak orang mungkin terlalu normal. Saya tidak lupa dari mana saya berasal. Ketenaran tidak membuat saya kehilangan kontak dengan kenyataan,” katanya.
Meski sudah jelas tujuan dibukanya akademi itu, anehnya ribuan orang tertarik melamar untuk masuk. Dalam biografinya, Siffredi dikenal sebagai Stallion seorang bintang film dewasa yang telah membuat lebih dari 1.300 film.
Menurutnya, di akademi itu para calon bintang film dewasa bisa mempelajari semua trik agar filmnya sukses.
Yang membuat heboh, akademi itu dia konsep menjadi sebuah acara reality show di sebuah stasiun televisi. Siffredi mengatakan, “siswa didik” di akademinya itu akan memperoleh pengetahuan tentang industri film dewasa.
Menurut laporan news.com.au, Kamis (8/10/2015), ayah dua anak itu sudah memilih 14 pria dan tujuh wanita dari ribuan pelamar yang akan masuk di akademinya.
Dia mengakui bahwa orang-orang yang masuk di akademi itu hanya orang-orang yang memiliki pekerjaaan yang tidak biasa.
”Saya memiliki kehidupan yang normal, bagi banyak orang mungkin terlalu normal. Saya tidak lupa dari mana saya berasal. Ketenaran tidak membuat saya kehilangan kontak dengan kenyataan,” katanya.
(mas)
Explore More