Serangan Horor AS, Pasien RS Kunduz Terbakar Hidup-hidup
A
A
A
KUNDUZ - Kelompok Medecins Sans Frontieres (MSF) menggambarkan serangan horor terhadap rumah sakit (RS) di Kunduz, Afghanistan, yakni ada pasien terbakar hidup-hidup di tempat tidurnya. Serangan yang menewaskan 22 orang itu dituduhkan dilakukan pesawat jet tempur Amerika Serikat (AS).
AS belum sepenuhnya mengakui telah melakukan serangan di RS yang dikelola kelompok dokter lintas batas tersebut. Beberapa pejabat AS, termasuk Kepala Pentagon, Ashton Carter, mengatakan situasi di lokasi kejadian membingungkan.
Tapi juru bicara pasukan AS di Afghanistan, Kolonel Brian Tribus, mengakui bahwa AS melakukan serangan udara di sekitar Kunduz pada hari Sabtu. ”Mungkin telah mengakibatkan kerusakan terhadap fasilitas medis terdekat,” katanya.
Presiden MSF, Meinie Nicolai, menggambarkan serangan udara terhadap RS yang menewaskan sejumlah rekannya dan para pasien termasuk anak-anak tersebut sebagai pelanggaran menjijikkan terhadap Hukum Kemanusiaan Internasional.
”Kami menuntut transparansi total dari pasukan koalisi. Kita tidak bisa menerima bahwa hilangnya nyawa secara mengerikan akan dihentikan,” ujarnya, seperti dikutip AP, Senin (5/10/2015).
Menurut MSF, pasukan pro-pemerintah Afghanistan telah diberitahu tentang lokasi fasilitas medis. Sedangkan pihak Afghanistan menuding RS itu jadi tempat persembunyian militan Taliban setelah melakukan serangan.
Tetapi manajer komunikasi MSF, Kate Stegeman, menegaskan tidak ada pemberontak Taliban di RS itu. Direktur Jenderal MSF, Christopher Stokes, menilai serangan di RS itu sebagai kejahatan perang.
”MSF jijik dengan laporan baru-baru ini yang datang dari beberapa pejabat Pemerintah Afghanistan yang membenarkan serangan terhadap rumah sakit di Kunduz. Pernyataan ini menyiratkan bahwa pasukan Afghanistan dan AS bekerja sama memutuskan untuk meruntuhkan RS yang berfungsi penuh. Lebih dari 180 staf dan pasien ada di dalamnya,” katanya.
AS belum sepenuhnya mengakui telah melakukan serangan di RS yang dikelola kelompok dokter lintas batas tersebut. Beberapa pejabat AS, termasuk Kepala Pentagon, Ashton Carter, mengatakan situasi di lokasi kejadian membingungkan.
Tapi juru bicara pasukan AS di Afghanistan, Kolonel Brian Tribus, mengakui bahwa AS melakukan serangan udara di sekitar Kunduz pada hari Sabtu. ”Mungkin telah mengakibatkan kerusakan terhadap fasilitas medis terdekat,” katanya.
Presiden MSF, Meinie Nicolai, menggambarkan serangan udara terhadap RS yang menewaskan sejumlah rekannya dan para pasien termasuk anak-anak tersebut sebagai pelanggaran menjijikkan terhadap Hukum Kemanusiaan Internasional.
”Kami menuntut transparansi total dari pasukan koalisi. Kita tidak bisa menerima bahwa hilangnya nyawa secara mengerikan akan dihentikan,” ujarnya, seperti dikutip AP, Senin (5/10/2015).
Menurut MSF, pasukan pro-pemerintah Afghanistan telah diberitahu tentang lokasi fasilitas medis. Sedangkan pihak Afghanistan menuding RS itu jadi tempat persembunyian militan Taliban setelah melakukan serangan.
Tetapi manajer komunikasi MSF, Kate Stegeman, menegaskan tidak ada pemberontak Taliban di RS itu. Direktur Jenderal MSF, Christopher Stokes, menilai serangan di RS itu sebagai kejahatan perang.
”MSF jijik dengan laporan baru-baru ini yang datang dari beberapa pejabat Pemerintah Afghanistan yang membenarkan serangan terhadap rumah sakit di Kunduz. Pernyataan ini menyiratkan bahwa pasukan Afghanistan dan AS bekerja sama memutuskan untuk meruntuhkan RS yang berfungsi penuh. Lebih dari 180 staf dan pasien ada di dalamnya,” katanya.
(mas)