Trump Sebut Kebijakan AS Jadikan Timur Tengah Membara
A
A
A
WASHINGTON - Situasi yang saat ini terjadi di Timur Tengah, menurut calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump merupakan efek negatif dari kebijakan AS di kawasan tersebut. Dirinya berujar, jika AS tidak turun tangan di Irak, maka situasi Timur Tengah tidak akan seperti saat ini.
Trump, dalam sebuah wawancara dengan media setempat pada awalnya membahas mengenai kebijakan Rusia di Suriah. Namun, di akhir wawancara, Trump mulai membahas mengenai kehadiran Iran di Irak, dan kebijakan AS di Irak.
"Kita harus melupakan sejenak soal (Vladimir) Putin, masih ada Iran di kawasan itu yang siap mengambil alih Irak. Bertahun-tahun lalu dalam wawancara melalui telepon di acara ini saya telah mengatakan, kita seharusnya tidak pergi ke Irak," ucap Trump.
"Saya harusnya diberi kredit atas pengamatan saya. Karena, saya adalah satu-satunya orang pada saat itu yang mengatakan kita tidak seharusnya pergi ke Irak. Kita tidak seharusnya melakukan hal tersebut, karena itu telah membuat Timur Tengah tidak stabil," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (30/9/2015).
DIrinya mengatakan bahwa atas kebijakan AS tersebut telah membuka Iran untuk masuk ke Irak, dan secara pelahan-lahan mulai menguasai negara tersebut. Selain itu, AS juga secara tidak langsung memiliki andil dalam munculnya ISIS.
"Jadi, sebenarnya apa yang telah kita lakukan, dengan apa yang disebut kepemimpinan kompeten kita?" tanya Trump.
Trump, dalam sebuah wawancara dengan media setempat pada awalnya membahas mengenai kebijakan Rusia di Suriah. Namun, di akhir wawancara, Trump mulai membahas mengenai kehadiran Iran di Irak, dan kebijakan AS di Irak.
"Kita harus melupakan sejenak soal (Vladimir) Putin, masih ada Iran di kawasan itu yang siap mengambil alih Irak. Bertahun-tahun lalu dalam wawancara melalui telepon di acara ini saya telah mengatakan, kita seharusnya tidak pergi ke Irak," ucap Trump.
"Saya harusnya diberi kredit atas pengamatan saya. Karena, saya adalah satu-satunya orang pada saat itu yang mengatakan kita tidak seharusnya pergi ke Irak. Kita tidak seharusnya melakukan hal tersebut, karena itu telah membuat Timur Tengah tidak stabil," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (30/9/2015).
DIrinya mengatakan bahwa atas kebijakan AS tersebut telah membuka Iran untuk masuk ke Irak, dan secara pelahan-lahan mulai menguasai negara tersebut. Selain itu, AS juga secara tidak langsung memiliki andil dalam munculnya ISIS.
"Jadi, sebenarnya apa yang telah kita lakukan, dengan apa yang disebut kepemimpinan kompeten kita?" tanya Trump.
(esn)