AS Disebut Bersiap Perang Hybrid dengan Rusia di Baltik
A
A
A
BERLIN - Amerika Serikat (AS) telah bersiap-siap untuk kemungkinan terjadi perang secara tidak langsung atau “perang hybrid” dengan Rusia di negara-negara Baltik. Demikian laporan media Jerman yang mengulas seringnya NATO menggelar latihan perang di kawasan itu.
Manuver NATO yang kerap dilakukan di wilayah Baltik itu disebut sebagai langkah AS untuk mempersiapkan berbagai skenario termasuk respons militer jika konflik dengan Rusia pecah.
“Pentagon telah bergeser ke pemikiran militer ketika memandang ke Moskow, memilih tetangga Rusia di kawasan Baltik sebagai medan perang,” tulis media Jerman, Deutsche Wirtschafts Nachrichten (DWN).
Latihan perang NATO itu, dianggap sebagai bagian dari “perang hybrid” yang disiapkan AS. Perang hybrid yang dimaksud adalah mempekerjakan tentara secara tidak teratur dan berfokus untuk mendestabilisasi wilayah tersebut melalui aksi massa serta serangan cyber pada infrastruktur kritis.
Mantan Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan dan Co-founder Pusat Keamanan Baru Amerika (CNAs), Michele Flournoy, AS sudah menggunakan Ukraina sebagai katatalis untuk persiapan respons militer.
”Invasi Rusia dari Ukraina timur mendesak AS untuk memercikkan rencana darurat. Mereka cukup usang,” katanya, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (26/9/2015).
Moskow telah berulang kali membantah memainkan peran dalam konflik Ukraina. Namun, Kiev dan negara-negara Barat pendukung Ukraina tetap tidak berhenti menuduh Rusia mendukung separatis di Ukraina timur, terutama di onetsk dan Luhansk dengan dukungan senjata dan personel.
Selain di Baltik, AS juga menyiagakan militernya di wilayah Eropa lain. Menurut DWN, ada 40 ribu tentara AS di Jerman bersama tank dan artileri AS yang siap melakukan perjalanan ke negara-negara Baltik.
Manuver NATO yang kerap dilakukan di wilayah Baltik itu disebut sebagai langkah AS untuk mempersiapkan berbagai skenario termasuk respons militer jika konflik dengan Rusia pecah.
“Pentagon telah bergeser ke pemikiran militer ketika memandang ke Moskow, memilih tetangga Rusia di kawasan Baltik sebagai medan perang,” tulis media Jerman, Deutsche Wirtschafts Nachrichten (DWN).
Latihan perang NATO itu, dianggap sebagai bagian dari “perang hybrid” yang disiapkan AS. Perang hybrid yang dimaksud adalah mempekerjakan tentara secara tidak teratur dan berfokus untuk mendestabilisasi wilayah tersebut melalui aksi massa serta serangan cyber pada infrastruktur kritis.
Mantan Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan dan Co-founder Pusat Keamanan Baru Amerika (CNAs), Michele Flournoy, AS sudah menggunakan Ukraina sebagai katatalis untuk persiapan respons militer.
”Invasi Rusia dari Ukraina timur mendesak AS untuk memercikkan rencana darurat. Mereka cukup usang,” katanya, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (26/9/2015).
Moskow telah berulang kali membantah memainkan peran dalam konflik Ukraina. Namun, Kiev dan negara-negara Barat pendukung Ukraina tetap tidak berhenti menuduh Rusia mendukung separatis di Ukraina timur, terutama di onetsk dan Luhansk dengan dukungan senjata dan personel.
Selain di Baltik, AS juga menyiagakan militernya di wilayah Eropa lain. Menurut DWN, ada 40 ribu tentara AS di Jerman bersama tank dan artileri AS yang siap melakukan perjalanan ke negara-negara Baltik.
(mas)