Lavrov: Jepang Harus Akui Kepemilikan Pulau Kuril
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menegaskan tidak ada kompromi dengan Jepang atas sengketa pulau-pulau yang berada di selatan Pulau Kuril. Ia bahkan menyerukan Tokyo untuk mengakui kepemilikan Moskow atas pulau-pulau tersebut pasca Perang Dunia II dengan melihat realitas sejarah.
Hal itu diungkapkan Lavrov saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida yang tengah melakukan kunjungan tiga hari ke Rusia. Kunjungan tersebut untuk membicarakan mengenai polemik sengketa empat pulau di wilayah utara Jepang yang disita Rusia selama Perang Dunia II setelah Jepang menyerah. Keempat pulau tersebut adalah Iturup, Kunashir, Shikotan dan Habomai.
Dalam sambutannya, Kishida menyatakan bahwa kedua negara harus menciptakan solusi yang dapat diterima bersama terkait isu teritorial ke empat pulau itu. Namun, Lavrov dengan tegas menolak hal itu.
"Pekerjaan ini akan menjadi sulit dan perbedaannya sangat besar. Kemajuan terhadap permasalahan ini hanya akan terjadi jika Jepang melihat dengan jelas realita sejarah," ujar Lavrov seperti dikutip dari AFP, Selasa (22/9/2015).
"Ini menjadi sangat penting agar pada pertemuan berikutnya kita sudah memasuki hal yang substansi. Jika dalam pertemuan tingkat tinggi kita masih membahas hal prasyarat maka hal itu hampir tidak produktif," tambahnya.
Baik Jepang maupuan Rusia selama ini memang belum pernah meneken perjanjian perdamaian secara resmi pasca perang. Keduanya bahkan harus terjebak dalam sengketa tak berujung atas pulau-pulau yang menjadi mata rantai kepulauan Kuril selema beberapa dekade. Hal ini pun menghambat hubungan dagang ke dua negara.
Hal itu diungkapkan Lavrov saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida yang tengah melakukan kunjungan tiga hari ke Rusia. Kunjungan tersebut untuk membicarakan mengenai polemik sengketa empat pulau di wilayah utara Jepang yang disita Rusia selama Perang Dunia II setelah Jepang menyerah. Keempat pulau tersebut adalah Iturup, Kunashir, Shikotan dan Habomai.
Dalam sambutannya, Kishida menyatakan bahwa kedua negara harus menciptakan solusi yang dapat diterima bersama terkait isu teritorial ke empat pulau itu. Namun, Lavrov dengan tegas menolak hal itu.
"Pekerjaan ini akan menjadi sulit dan perbedaannya sangat besar. Kemajuan terhadap permasalahan ini hanya akan terjadi jika Jepang melihat dengan jelas realita sejarah," ujar Lavrov seperti dikutip dari AFP, Selasa (22/9/2015).
"Ini menjadi sangat penting agar pada pertemuan berikutnya kita sudah memasuki hal yang substansi. Jika dalam pertemuan tingkat tinggi kita masih membahas hal prasyarat maka hal itu hampir tidak produktif," tambahnya.
Baik Jepang maupuan Rusia selama ini memang belum pernah meneken perjanjian perdamaian secara resmi pasca perang. Keduanya bahkan harus terjebak dalam sengketa tak berujung atas pulau-pulau yang menjadi mata rantai kepulauan Kuril selema beberapa dekade. Hal ini pun menghambat hubungan dagang ke dua negara.
(esn)