Selama Palestina Dijajah, Saudi Tak Sudi Kerjasama dengan Israel
A
A
A
LONDON - Salah seorang pejabat tinggi Arab Saudi, Pangeran Turki al-Faisal menegaskan, selama Israel masih menjajah Palestina, maka selama itu pula negaranya tidak akan melakukan kerjasama dengan Israel.
Pernyataan Faisal, yang merupakan mantan ketua Badan Intelijen Saudi dan juga merupakan mantan Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat (AS) merupakan bantahan langsung dari pernyatan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu beberapa waktu lalu.
Dalam pernyataannya, Netanyahu menyebut hubungan Israel dengan Saudi sudah mulai membaik, dan kedua negara berencana untuk menjalin kerjasama dalam waktu dekat.
"Katakan kepada Netanyahu untuk tidak menyebarkan informasi palsu. Selama Palestina masih diduduki Israel, tidak akan ada kerjasama antara Saudi, atau negara Sunni lainnya dengan Israel," ucap Faisal.
"Masalah Palestina adalah masalah utama bagi kita semua dalam membangun hubungan dengan Israel," sambungnya kala berbicara dalam sebuah forum yang diinisasi oleh King College London dan Universitas Georgetown, Inggris, seperti dilansir Times Of Israel pada Minggu (20/9/2015).
Di kesempatan yang sama dirinya juga mengatakan rasa tidak senangnya dengan penggambaran yang dipakai Netanyahu. Dimana, Netanyahu meyebut Saudi adalah sebuah negara Sunni, dengan kata lain Netanyahu tidak mengakui adanya kaum Syiah di negara tersebut.
"Untuk menggambarkan kami sebagai negara Sunni adalah sebuah kesalahan. Arab Saudi memiliki minoritas Syiah yang cukup besar, semua negara-negara Teluk memiliki cukup jumlah minoritas Syiah yang cukup besar," imbuhnya.
Pernyataan Faisal, yang merupakan mantan ketua Badan Intelijen Saudi dan juga merupakan mantan Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat (AS) merupakan bantahan langsung dari pernyatan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu beberapa waktu lalu.
Dalam pernyataannya, Netanyahu menyebut hubungan Israel dengan Saudi sudah mulai membaik, dan kedua negara berencana untuk menjalin kerjasama dalam waktu dekat.
"Katakan kepada Netanyahu untuk tidak menyebarkan informasi palsu. Selama Palestina masih diduduki Israel, tidak akan ada kerjasama antara Saudi, atau negara Sunni lainnya dengan Israel," ucap Faisal.
"Masalah Palestina adalah masalah utama bagi kita semua dalam membangun hubungan dengan Israel," sambungnya kala berbicara dalam sebuah forum yang diinisasi oleh King College London dan Universitas Georgetown, Inggris, seperti dilansir Times Of Israel pada Minggu (20/9/2015).
Di kesempatan yang sama dirinya juga mengatakan rasa tidak senangnya dengan penggambaran yang dipakai Netanyahu. Dimana, Netanyahu meyebut Saudi adalah sebuah negara Sunni, dengan kata lain Netanyahu tidak mengakui adanya kaum Syiah di negara tersebut.
"Untuk menggambarkan kami sebagai negara Sunni adalah sebuah kesalahan. Arab Saudi memiliki minoritas Syiah yang cukup besar, semua negara-negara Teluk memiliki cukup jumlah minoritas Syiah yang cukup besar," imbuhnya.
(esn)