Rusia Siap Berikan Bantuan Militer ke Afghanistan
A
A
A
MOSKOW - Utusan Presiden Rusia untuk Afghanistan menyatakan, Rusia bersedia memberikan bantuan militer ke negara bekas jajahannya itu. Bantuan tersebut salah satunya mencakup bantuan helikopter.
Zamir Kabulov, utusan khusus Vladimir Putin untuk Afghanistan, dan pejabat kementerian luar negeri Rusia menyatakan, pihaknya telah melakukan diskusi dengan sejawat mereka dari Afghanistan terkait niatan tersebut. "Kami berharap hasilnya akan positif," ujar Kabulov, seperti dilansir Reuters dari Interfax, Selasa (8/9/2015).
Bantuan militer yang ditawarkan oleh Rusia itu bukan tanpa sebab. Moskow merasa khawatir dengan ituasi Afghanistan yang tidak kunjung stabil, menyusul penarikan pasukan NATO dari negara tersebut. Moskow takut hal itu akan meluas ke negara-negara bekas Uni Soviet yang berada di kawasan Asia Tengah dan mengancam wilayah perbatasan Rusia yang berada di Selatan.
Pasca penyerangan NATO dan Amerika Serikat (AS) ke Afghanistan untuk menggulingkan rezim Taliban, kondisi negara itu memang belum stabil. Aksi serangan bom kerap dilakukan anggota kelompok Taliban di sejumlah tempat.
Mereka menyasar anggota pasukan NATO atau pasukan asing yang masih berada di negara itu. Kendati begitu, alih-alih memakan korban tentara asing, tidak jarang masyarakat sipil juga menjadi korban. Kelompok Taliban sendiri diyakini berada di daerah perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Zamir Kabulov, utusan khusus Vladimir Putin untuk Afghanistan, dan pejabat kementerian luar negeri Rusia menyatakan, pihaknya telah melakukan diskusi dengan sejawat mereka dari Afghanistan terkait niatan tersebut. "Kami berharap hasilnya akan positif," ujar Kabulov, seperti dilansir Reuters dari Interfax, Selasa (8/9/2015).
Bantuan militer yang ditawarkan oleh Rusia itu bukan tanpa sebab. Moskow merasa khawatir dengan ituasi Afghanistan yang tidak kunjung stabil, menyusul penarikan pasukan NATO dari negara tersebut. Moskow takut hal itu akan meluas ke negara-negara bekas Uni Soviet yang berada di kawasan Asia Tengah dan mengancam wilayah perbatasan Rusia yang berada di Selatan.
Pasca penyerangan NATO dan Amerika Serikat (AS) ke Afghanistan untuk menggulingkan rezim Taliban, kondisi negara itu memang belum stabil. Aksi serangan bom kerap dilakukan anggota kelompok Taliban di sejumlah tempat.
Mereka menyasar anggota pasukan NATO atau pasukan asing yang masih berada di negara itu. Kendati begitu, alih-alih memakan korban tentara asing, tidak jarang masyarakat sipil juga menjadi korban. Kelompok Taliban sendiri diyakini berada di daerah perbatasan Afghanistan-Pakistan.
(esn)