Jadi Sejarah, Suu Kyi Minta Dunia Pantau Pemilu Myanmar
A
A
A
YANGON - Myanmar akan menggelar Pemilu bersejarah pada 8 November 2015, yakni Pemilu pertama sejak kekuasaan rezim militer berakhir. Menjelang Pemilu bersejarah, pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi menyerukan masyarakat dunia memantau proses dan hasil Pemilu Myanmar.
Seruan itu disampaikan Suu Kyi saat berkampanye pada Selasa (8/9/2015). Tokoh oposisi wanita itu juga menyerukan agar Pemilu Myanmar berlangsung secara bebas dan adil.
Dalam pesan video yang di-posting di halaman Facebook Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), wanita pemenang Nobel itu menyatakan pentingnya Pemilu bersejarah di negaranya pada 8 November 2015 nanti.
NLD sejatinya pernah memenangkan Pemilu secara telak di Myanmar pada tahun 1990. Tapi, junta militer tidak mengakui hasil Pemilu tersebut. ”Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, orang-orang kami secara nyata akan memiliki kesempatan untuk membawa perubahan yang nyata. Ini adalah kesempatan kita yang tidak bisa dilewatkan,” kata Suu Kyi.
”Sebuah transisi yang mulus dan tenang hampir lebih penting dari Pemilu yang bebas dan adil,” lanjut Suu Kyi yang mengenakan gaun tradisional Myanmar warna hijau dengan syal merah muda, seperti dikutip Reuters.
Kampanye Suu Kyi ini dimulai kurang dari sebulan setelah Shwe Mann calon presiden Myanmar didepak dari partai penguasa oleh Presiden Myanmar saat ini, Thein Sein. Shwee Mann diusir dari partai penguasa karena hubungannya yang terlalu dekat dengan Suu Kyi. Sejak diusir dari partai, Suu Kyi menyatakan bahwa Shwee Mann telah menjadi sekutunya.
”Tolong bantu kami dengan mengamati apa yang terjadi sebelum Pemilu, selama Pemilu dan, yang terpenting, setelah Pemilu, “ ujar Suu Kyi.
Seruan itu disampaikan Suu Kyi saat berkampanye pada Selasa (8/9/2015). Tokoh oposisi wanita itu juga menyerukan agar Pemilu Myanmar berlangsung secara bebas dan adil.
Dalam pesan video yang di-posting di halaman Facebook Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), wanita pemenang Nobel itu menyatakan pentingnya Pemilu bersejarah di negaranya pada 8 November 2015 nanti.
NLD sejatinya pernah memenangkan Pemilu secara telak di Myanmar pada tahun 1990. Tapi, junta militer tidak mengakui hasil Pemilu tersebut. ”Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, orang-orang kami secara nyata akan memiliki kesempatan untuk membawa perubahan yang nyata. Ini adalah kesempatan kita yang tidak bisa dilewatkan,” kata Suu Kyi.
”Sebuah transisi yang mulus dan tenang hampir lebih penting dari Pemilu yang bebas dan adil,” lanjut Suu Kyi yang mengenakan gaun tradisional Myanmar warna hijau dengan syal merah muda, seperti dikutip Reuters.
Kampanye Suu Kyi ini dimulai kurang dari sebulan setelah Shwe Mann calon presiden Myanmar didepak dari partai penguasa oleh Presiden Myanmar saat ini, Thein Sein. Shwee Mann diusir dari partai penguasa karena hubungannya yang terlalu dekat dengan Suu Kyi. Sejak diusir dari partai, Suu Kyi menyatakan bahwa Shwee Mann telah menjadi sekutunya.
”Tolong bantu kami dengan mengamati apa yang terjadi sebelum Pemilu, selama Pemilu dan, yang terpenting, setelah Pemilu, “ ujar Suu Kyi.
(mas)