Eks Menlu AS Dukung Perjanjian Nuklir Iran
A
A
A
WASHINGTON - Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Colin Powell, memberikan dukungannya terhadap perjanjian nuklir Iran. Ia bahkan memuji para pejabat Iran yang mau menerima kesepakatan itu dan menolak kekhawatiran sejumlah kritikus terkait pelaksanaanya.
Menurut Powell, para kritikus khawatir jika perjanjian itu akan mempercepat Iran memproduksi senjata nuklir dalam sepuluh tahun. Namun mereka melupakan kenyataan bahwa sebenarnya para pemimpin Iran telah melakukan itu dalam sepuluh tahun terakhir tanpa ada batasan.
Dengan menurunkan jumlah sentrifugal, melakukan pembatasan uranium, dan perjanjian itu mempunyai kekuatan untuk menutup reaktor nuklir mereka itu adalah sebuah perjanjian yang luar biasa. "Itu adalah kesepakatan yang bagus," ujarnya saat hadir dalam kegiatan NBC's Meet The Press, seperti dikutip dari laman NBC, Minggu (6/9/2015).
Powell kemudian mencoba meredam sikap skeptis sebagian orang yang menyimpan kekhawatiran tentang kemampuan tim inspeksi nuklir independen yang memverifikasi fasilitas nuklir Iran. Menurutnya, hal ini didasari atas ketidakpercayaan mereka terhadap rezim Iran. Meski begitu, perjanjian tersebut mempunyai kekuatan verifikasi yang sangat ampuh.
"Mari kita lihat bagaimana mereka menerapkan kesepakatan itu. Jika mereka tidak menerapkannya, kita hukum. Dengan begitu tidak ada satu pun pilihan dari kita yang hilang," ujarnya.
Powell pun menyatakan, AS akan tetap terikat dengan kesepakatan itu meski nantinya kesepakatan ini gagal di Kongres. Pasalnya, negara-negara yang ikut menandatangani tidak akan tinggal diam dan AS tidak mungkin hanya duduk manis.
"Bahkan jika kita membunuh kesepakatan itu, dimana hal itu tidak mungkin terjadi, tetap tidak akan berpengaruh karena semua negara yang ikut menandatangani akan terus bergerak maju," tukasnya.
Menurut Powell, para kritikus khawatir jika perjanjian itu akan mempercepat Iran memproduksi senjata nuklir dalam sepuluh tahun. Namun mereka melupakan kenyataan bahwa sebenarnya para pemimpin Iran telah melakukan itu dalam sepuluh tahun terakhir tanpa ada batasan.
Dengan menurunkan jumlah sentrifugal, melakukan pembatasan uranium, dan perjanjian itu mempunyai kekuatan untuk menutup reaktor nuklir mereka itu adalah sebuah perjanjian yang luar biasa. "Itu adalah kesepakatan yang bagus," ujarnya saat hadir dalam kegiatan NBC's Meet The Press, seperti dikutip dari laman NBC, Minggu (6/9/2015).
Powell kemudian mencoba meredam sikap skeptis sebagian orang yang menyimpan kekhawatiran tentang kemampuan tim inspeksi nuklir independen yang memverifikasi fasilitas nuklir Iran. Menurutnya, hal ini didasari atas ketidakpercayaan mereka terhadap rezim Iran. Meski begitu, perjanjian tersebut mempunyai kekuatan verifikasi yang sangat ampuh.
"Mari kita lihat bagaimana mereka menerapkan kesepakatan itu. Jika mereka tidak menerapkannya, kita hukum. Dengan begitu tidak ada satu pun pilihan dari kita yang hilang," ujarnya.
Powell pun menyatakan, AS akan tetap terikat dengan kesepakatan itu meski nantinya kesepakatan ini gagal di Kongres. Pasalnya, negara-negara yang ikut menandatangani tidak akan tinggal diam dan AS tidak mungkin hanya duduk manis.
"Bahkan jika kita membunuh kesepakatan itu, dimana hal itu tidak mungkin terjadi, tetap tidak akan berpengaruh karena semua negara yang ikut menandatangani akan terus bergerak maju," tukasnya.
(esn)