Tekanan dan Siksaan Sebabkan TKI Alami Gangguan Jiwa
A
A
A
JEDDAH - Malang benar nasib sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi. Berniat mengais rejeki di tanah Arab demi kehidupan yang lebih baik, namun yang mereka dapatkan justru tekanan dan penyiksaan dari majikan mereka.
Efek dari tekanan dan siksaan yang dilakukan para majikan itu ternyata tidak hanya menyebabkan luka fisik, tapi juga mempengaruhi kesehatan mental sejumlah TKI. Karenanya, tak jarang kita mendengar ada TKI yang kabur dari majikan, bahkan ada yang nekat memutuskan untuk bunuh diri.
Sejumlah TKI ada pula yang mengalami gangguan jiwa, mulai dari skala ringan hingga berat. Ini disebabkan oleh rasa trauma mendalam yang ditimbulkan akibat tekanan dan berbagai macam penyiksaan tersebut.
Seperti apa yang dilihat Sindonews kala berkunjung ke lokasi penampungan TKI di Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Jeddah, Kamis (3/9/2015). Di tempat ini ada sejumlah TKI yang kerap berbicara melantur.
Seperti seorang TKI asal Jawa Barat yang kerap berbicara dengan burung kala bekerja di rumah majikannya. Lalu, ada seorang TKI yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang agen mata-mata dari sebuah negara di Eropa Barat. Bahkan, ada seorang TKI asal Jawa Timur yang harus diisolasi karena kerap berbuat ulah dan memancing keributan.
Menurut pihak KJRI yang mengurusi para TKI tersebut, para TKI itu datang ke KJRI dalam kondisi seperti itu. Mayoritas dari mereka yang mengalami gangguan jiwa adalah yang mengalami penyiksaan fisik dan juga batin.
Tapi, sayangnya pihak KJRI tidak memiliki psikiater untuk merawat para TKI yang mengalami gangguan jiwa itu. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan membawa pulang para TKI itu secepatnya, agar bisa mendapatkan perawatan yang memadai di tanah air.
Efek dari tekanan dan siksaan yang dilakukan para majikan itu ternyata tidak hanya menyebabkan luka fisik, tapi juga mempengaruhi kesehatan mental sejumlah TKI. Karenanya, tak jarang kita mendengar ada TKI yang kabur dari majikan, bahkan ada yang nekat memutuskan untuk bunuh diri.
Sejumlah TKI ada pula yang mengalami gangguan jiwa, mulai dari skala ringan hingga berat. Ini disebabkan oleh rasa trauma mendalam yang ditimbulkan akibat tekanan dan berbagai macam penyiksaan tersebut.
Seperti apa yang dilihat Sindonews kala berkunjung ke lokasi penampungan TKI di Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Jeddah, Kamis (3/9/2015). Di tempat ini ada sejumlah TKI yang kerap berbicara melantur.
Seperti seorang TKI asal Jawa Barat yang kerap berbicara dengan burung kala bekerja di rumah majikannya. Lalu, ada seorang TKI yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang agen mata-mata dari sebuah negara di Eropa Barat. Bahkan, ada seorang TKI asal Jawa Timur yang harus diisolasi karena kerap berbuat ulah dan memancing keributan.
Menurut pihak KJRI yang mengurusi para TKI tersebut, para TKI itu datang ke KJRI dalam kondisi seperti itu. Mayoritas dari mereka yang mengalami gangguan jiwa adalah yang mengalami penyiksaan fisik dan juga batin.
Tapi, sayangnya pihak KJRI tidak memiliki psikiater untuk merawat para TKI yang mengalami gangguan jiwa itu. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan membawa pulang para TKI itu secepatnya, agar bisa mendapatkan perawatan yang memadai di tanah air.
(esn)