Putin Ingin Tendang Dolar AS dari Negara-negara CIS
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menyusun RUU yang bertujuan untuk menghilangkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Euro dari rantai perdagangan negara-negara CIS.
CIS singkatan dari Commonwealth of Indenpendent States, yakni komunitas independen negara-negara bekas Uni Soviet.
Langkah Putin untuk “menendang” mata uang dolar AS itu berarti dia hendak menciptakan pasar keuangan tunggal antara Rusia dan negara-negara CIS, seperti Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan negara-negara lain bekas Uni Soviet.
”Ini akan membantu memperluas penggunaan mata uang nasional dalam pembayaran perdagangan luar negeri dan jasa keuangan dan dengan demikian (kami) menciptakan prasyarat untuk likuiditas yang lebih besar dari pasar mata uang domestik,” bunyi pernyataan Kremlin, yang dilansir Russia Today, kemarin.
RUU ini juga akan membantu untuk memfasilitasi perdagangan di kawasan CIS dan membantu mencapai stabilitas ekonomi makro.
Dalam kerangka Eurasian Economic Union (EEU), negara-negara CIS juga telah membahas kemungkinan untuk beralih ke mata uang nasional. Menurut perjanjian antara Rusia, Belarusia, Armenia dan Kazakhstan, transisi diwajibkan menggunakan mata uang nasional mereka. Di luar CIS dan EEU, Rusia dan China juga telah berusaha untuk mengurangi dominasi dolar AS.
CIS singkatan dari Commonwealth of Indenpendent States, yakni komunitas independen negara-negara bekas Uni Soviet.
Langkah Putin untuk “menendang” mata uang dolar AS itu berarti dia hendak menciptakan pasar keuangan tunggal antara Rusia dan negara-negara CIS, seperti Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan negara-negara lain bekas Uni Soviet.
”Ini akan membantu memperluas penggunaan mata uang nasional dalam pembayaran perdagangan luar negeri dan jasa keuangan dan dengan demikian (kami) menciptakan prasyarat untuk likuiditas yang lebih besar dari pasar mata uang domestik,” bunyi pernyataan Kremlin, yang dilansir Russia Today, kemarin.
RUU ini juga akan membantu untuk memfasilitasi perdagangan di kawasan CIS dan membantu mencapai stabilitas ekonomi makro.
Dalam kerangka Eurasian Economic Union (EEU), negara-negara CIS juga telah membahas kemungkinan untuk beralih ke mata uang nasional. Menurut perjanjian antara Rusia, Belarusia, Armenia dan Kazakhstan, transisi diwajibkan menggunakan mata uang nasional mereka. Di luar CIS dan EEU, Rusia dan China juga telah berusaha untuk mengurangi dominasi dolar AS.
(mas)