30 Anggota Senat AS Dukung Perjanjian Nuklir
A
A
A
WASHINGTON - Dukungan untuk perjanjian nuklir internasional terus bertambah. Terakhir, senator dari Partai Demokrat Tom Carper yang berasal dari Delaware menyatakan dukungannya. Pernyataan dukungan dari Tom Carper ini menggenapkan dukungan bagi kebijakan Presiden Obama itu menjadi 30 di Senat.
Seperti dikutip dari Associated Press, Jumat (28/8/2015), Carper dalam opininya yang dimuat di The News Journal of Wilmington, Delaware, menyatakan bahwa kesepakatan itu adalah jalan keluar yang baik bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, termasuk Israel. "Ini (perjanjian internasional) mengalahkan alternatif kemungkinan lain seperti perang dengan Iran," kata Carper.
Dengan adanya dukungan dari Carper, Partai Demokrat hanya membutuhkan dua suara lagi. Demokrat setidaknya membutuhkan tiga puluh empat suara untuk mengamankan hak veto bagi Obama agar bisa menganulir keputusan Kongres. Sedangkan untuk memuluskan kebijakan itu, Obama membutuhkan setidaknya 41 suara dukungan dalam rapat kongres bulan depan.
Sejauh ini, Partai Republik dengan suara bulat menentang kesepakatan tersebut. Penentang perjanjian internasional itu tidak hanya berasal dari Partai Republik, tapi juga dari dua anggota senat asal Partai Demokrat.
Seperti dikutip dari Associated Press, Jumat (28/8/2015), Carper dalam opininya yang dimuat di The News Journal of Wilmington, Delaware, menyatakan bahwa kesepakatan itu adalah jalan keluar yang baik bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, termasuk Israel. "Ini (perjanjian internasional) mengalahkan alternatif kemungkinan lain seperti perang dengan Iran," kata Carper.
Dengan adanya dukungan dari Carper, Partai Demokrat hanya membutuhkan dua suara lagi. Demokrat setidaknya membutuhkan tiga puluh empat suara untuk mengamankan hak veto bagi Obama agar bisa menganulir keputusan Kongres. Sedangkan untuk memuluskan kebijakan itu, Obama membutuhkan setidaknya 41 suara dukungan dalam rapat kongres bulan depan.
Sejauh ini, Partai Republik dengan suara bulat menentang kesepakatan tersebut. Penentang perjanjian internasional itu tidak hanya berasal dari Partai Republik, tapi juga dari dua anggota senat asal Partai Demokrat.
(esn)