Aktivis Pro Demokrasi Dukung Perjanjian Nuklir Iran

Rabu, 26 Agustus 2015 - 20:09 WIB
Aktivis Pro Demokrasi Dukung Perjanjian Nuklir Iran
Aktivis Pro Demokrasi Dukung Perjanjian Nuklir Iran
A A A
TEHERAN - Sejumlah aktivis pro demokrasi Iran, pengacara, dan seniman mendukung kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara kuat dunia. Mereka berharap, penandatanganan perjanjian itu menjadi pintu masuk bagi Presiden Hassan Rouhani untuk mewujudkan janjinya yaitu politik terbuka.

Bentuk dukungan itu diberikan dalam sebuah video pendek yang diunggah ke dunia maya. Pesan dukungan itu berasal dari sejumlah tokoh yang mayoritas telah menghabiskan waktunya di penjara.

"Pesan video ini menunjukkan jika mereka telah membayar harga yang sangat tinggi untuk mendorong demokrasi dan hak asasi manusia dengan mendukung kesepakatan," ujar seorang aktivis pro demokrasi yang melakukan aksi tersebut, Mohammadreza Jalaeipour, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (26/8/2015).

Video dukungan itu juga ditujukan kepada Kongres AS, yang akan bersidang bulan depan, untuk mengukuhkan kesepakatan itu. Pasalnya, kesepakatan itu memberikan harapan untuk menumbuhkan demokrasi di Iran.

"Perang dan sanksi hanya menciptakan sebuah krisis dan krisis adalah kematian bagi demokrasi, kematian bagi perdamaian, dan kematian bagi hak asasi manusia," ujar sutradara film Iran yang film-filmnya dilarang beredar, namun meraih penghargaan di luar negeri, Jafar Panahi.

Sementara pengacara hak asasi manusia, Nasrin Sotoudeh mengatakan, meski tidak realistis, namun harapan jika kesepakatan itu secara otomatis bisa menyelesaikan masalah hak-hak sipil di Iran maka itu adalah sebuah langkah maju.

"Kami berharap pendekatan yang diadopsi oleh pemerintah Iran dalam menyelesaikan permasalahan internasional dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam negeri," tuturnya.

Kampanye dukungan melalui video menunjukan bahwa kelompok reformis Iran berharap Rouhani, yang memperjuangkan pembicaraan nuklir dengan dunia internasional, bisa memperjuangkan reformasi politik terhadap faksi garis keras yang mendominasi pengadilan dan lembaga keamanan.

"Rouhani telah memfokuskan dirinya terhadap masalah eksternal Iran, tapi sekarang sudah waktunya bagi Rouhani menggunakan modal politiknya untuk memenuhi janji kampanyenya," ujar Jalaeipour,

"Kelompok garis keras Iran telah mendapatkan manfaat, dan masyarakat telah banyak menderita akibat kebuntuan negosiasi dengan barat," tambahnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6326 seconds (0.1#10.140)