Pentagon Ragu China Hentikan Reklamasi di Laut China Selatan

Sabtu, 22 Agustus 2015 - 17:02 WIB
Pentagon Ragu China...
Pentagon Ragu China Hentikan Reklamasi di Laut China Selatan
A A A
WASHINGTON - Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) meragukan China yang mengklaim menghentikan reklamasi di Kepulauan Spratly, wilayah sengketa di Laut China Selatan.

Pentagon menyatakan telah menerima informasi baru bahwa China melakukan reklamasi di pulau lainnya di Kepulauan Spratly. Namun, informasi itu belum bisa diverifikasi.

”China telah mengatakan bahwa mereka telah menghentikan reklamasi. (Tapi) tidak jelas kepada kita, apakah mereka sudah berhenti,” kata Asisten Kepala Pentagon, David Shear dalam briefing di Pentagon, Jumat waktu AS.

Shear mengatakan kegiatan yang sedang dilakukan China kemungkin hanya menyelesaikan apa yang telah dibangun Beijing sebelumnya.Menurutnya, Pentagon terus memantau kegiatan itu dengan hati-hati untuk memastikan apakah reklamasi itu dilakukan lebih lanjut atau tidak, serta memantau kemungkinan adanya kegiatan militerisasi di kawasan sengketa tersebut.

Laporan Pentagon itu menyatakan Beijing sedang dalam proses menyelesaikan landasan pacu yang sudah dibangun sebelumnya. Landasan pacu raksasa di Laut China Selatan itulah yang selama ini dicurigai akan digunakan untuk kegiatan militer China.

China diketahui telah menempatkan kapal induk buatan era Soviet yang dibeli dari Ukraina. Kapal induk itu telah melakukan latihan di Laut China Selatan tapi belum sepenuhnya beroperasi.

”Infrastruktur China yang dibangun tampaknya akanmemungkinkan untuk menghadirkan kekuatannya ke Laut China Selatan,” lanjut Shear.
Menurut laporan Pentagon, sejak Desember 2013, China telah melakukan reklamasi di wilayah sengketa. Luas wilayah yang sudah direklamasi China mencapai lebih dari 1.170 hektar per Juni 2015.

China mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan. Namun, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga sama-sama mengklaim sebagian dari wilayah itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1218 seconds (0.1#10.140)