ISIS Ingin Kacaukan Arab Saudi
A
A
A
JEDDAH - Sebuah surat kabar Arab Saudi menyatakan bahwa aksi bom bunuh diri di sebuah masjid yang berada di Asir adalah sebuah aksi kejahatan yang keji. Aksi itu didalangi oleh pihak asing yang bertujuan untuk mengacaukan Kerajaan Arab Saudi.
Sebelumnya, kelompok Negara Islam Irak Suriah atau ISIS mengklaim sebagai dalang dari aksi bom bunuh diri itu. Dikutip dari arabnews, Sabtu (8/8/2015), surat kabar Okaz dalam editorialnya mengungkapkan jika serangan bom bunuh diri itu menunjukan wajah buruk dari ISIS, yang menjual agama, tanah air, dan anggotanya kepada setan.
"Rencana jahat dari aksi teroris adalah melemahkan peran sentral Arab Saudi dalam memyatukan dan mempersatukan negara-negara Arab," tulis Okaz.
"ISIS telah menyimpang dari jalan kebenaran, keadilan, dan modernisasi. Mereka telah menjadi alat di tangan yang salah dan bertentang dengan kepentingan Kerajaan Arab Saudi," sambungnya.
Lebih jauh, surat kabar itu menyatakan bahwa segala macam bentuk aksi teroris akan gagal dalam menghadapi masyarakat yang kohesif yang siap untuk melindungi tanah air. Sebaliknya, aksi bom bunuh diri itu akan memperkuat persatuan warga Arab Saudi untuk memerangi segala macam bentuk aksi terorisme.
"Kejahatan ini memperkuat tekad rakyat Arab Saudi untuk mengalahkan ISIS dengan tetap bersatu dan berdiri teguh dalam kepemimpinan kerajaan," demikian Okaz.
Sementara jurnalis Al-Watan, Tariq Ibrahim mengungkapkan, kelompok ISIS telah terjebak dalam pemikiran yang salah jika mereka beranggapan aksi itu telah membuat mereka di atas angin.
"ISIS berpikir bahwa mereka telah berhasil membobol akses masuk ke masjid yang berada di markas darurat Pasukan Khusus. Namun yang terjadi justru sebaliknya," ucap Ibrahim.
Seperti diketahui, ISIS mengklaim sebagai dalang dari aksi bom bunuh diri yang terjadi di sebuah masjid di wilayah Asir, sebelah selatan timur Arab Saudi pada Kamis lalu. Aksi bom bunuh diri itu menewaskan 13 orang yang mayoritas adalah anggota pasukan khusus kepolisian.
Kelompok yang dipimpin oleh al-Baghdadi itu menyebut bahwa korban pemboman adalah para polisi yang memegang peranan dalam penangkapan dan melakukan penyiksaan terhadap simpatisan kelompok itu.
Sebelumnya, kelompok Negara Islam Irak Suriah atau ISIS mengklaim sebagai dalang dari aksi bom bunuh diri itu. Dikutip dari arabnews, Sabtu (8/8/2015), surat kabar Okaz dalam editorialnya mengungkapkan jika serangan bom bunuh diri itu menunjukan wajah buruk dari ISIS, yang menjual agama, tanah air, dan anggotanya kepada setan.
"Rencana jahat dari aksi teroris adalah melemahkan peran sentral Arab Saudi dalam memyatukan dan mempersatukan negara-negara Arab," tulis Okaz.
"ISIS telah menyimpang dari jalan kebenaran, keadilan, dan modernisasi. Mereka telah menjadi alat di tangan yang salah dan bertentang dengan kepentingan Kerajaan Arab Saudi," sambungnya.
Lebih jauh, surat kabar itu menyatakan bahwa segala macam bentuk aksi teroris akan gagal dalam menghadapi masyarakat yang kohesif yang siap untuk melindungi tanah air. Sebaliknya, aksi bom bunuh diri itu akan memperkuat persatuan warga Arab Saudi untuk memerangi segala macam bentuk aksi terorisme.
"Kejahatan ini memperkuat tekad rakyat Arab Saudi untuk mengalahkan ISIS dengan tetap bersatu dan berdiri teguh dalam kepemimpinan kerajaan," demikian Okaz.
Sementara jurnalis Al-Watan, Tariq Ibrahim mengungkapkan, kelompok ISIS telah terjebak dalam pemikiran yang salah jika mereka beranggapan aksi itu telah membuat mereka di atas angin.
"ISIS berpikir bahwa mereka telah berhasil membobol akses masuk ke masjid yang berada di markas darurat Pasukan Khusus. Namun yang terjadi justru sebaliknya," ucap Ibrahim.
Seperti diketahui, ISIS mengklaim sebagai dalang dari aksi bom bunuh diri yang terjadi di sebuah masjid di wilayah Asir, sebelah selatan timur Arab Saudi pada Kamis lalu. Aksi bom bunuh diri itu menewaskan 13 orang yang mayoritas adalah anggota pasukan khusus kepolisian.
Kelompok yang dipimpin oleh al-Baghdadi itu menyebut bahwa korban pemboman adalah para polisi yang memegang peranan dalam penangkapan dan melakukan penyiksaan terhadap simpatisan kelompok itu.
(esn)