Pemimpin Hamas dan Raja Saudi Gelar Pertemuan Langka
A
A
A
RIYADH - Pemimpin Hamas, Khaled Meshaal dan melakukan pertemuan langka dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, Jumat (17/7/2015).
Pertemuan langka di lokasi yang dirahasiakan itu juga dikuti para pejabat tinggi kelompok militan Palestina dan para pemimpin senior Saudi. Menurut sumber kelompok Hamas, pertemuan langka ini kedua belah pihak ini merupakan yang pertama kali terjadi.
Pertemuan tersebut dihadiri anggota senior sayap politik Hamas dengan Raja Saudi, putra mahkota dan menteri pertahanan Saudi. ”Delegasi membahas persatuan Palestina dan situasi politik di wilayah tersebut. Pertemuan ini diharapkan akan mengembangkan hubungan antara Hamas dan Arab Saudi,” kata sumber itu kepada Reuters.
Hamas telah memerintah Jalur Gaza, Palestina sejak 2007 setelah perang berdarah dengan faksi saingannya, Fatah. Hamas juga telah berperang tiga kali dengan Israel.
Hubungan kelompok Hamas dengan Iran juga sempat memburuk setelah kelompok itu menolak untuk mendukung rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad yang merupakan sekutu utama Teheran.
Sedangkan hubungan antara Hamas dan Arab Saudi telah membaik sejak Raja Salman naik tahta bulan Januari lalu. Raja Salman telah diasumsikan sebagai raja yang tegas dalam kebijakan di Timur Tengah. Hal itu setidaknya telah dibuktikan dengan kebijakannya untuk melakukan agresi di Yaman untuk memerangi pemberontak Houthi.
Pertemuan langka di lokasi yang dirahasiakan itu juga dikuti para pejabat tinggi kelompok militan Palestina dan para pemimpin senior Saudi. Menurut sumber kelompok Hamas, pertemuan langka ini kedua belah pihak ini merupakan yang pertama kali terjadi.
Pertemuan tersebut dihadiri anggota senior sayap politik Hamas dengan Raja Saudi, putra mahkota dan menteri pertahanan Saudi. ”Delegasi membahas persatuan Palestina dan situasi politik di wilayah tersebut. Pertemuan ini diharapkan akan mengembangkan hubungan antara Hamas dan Arab Saudi,” kata sumber itu kepada Reuters.
Hamas telah memerintah Jalur Gaza, Palestina sejak 2007 setelah perang berdarah dengan faksi saingannya, Fatah. Hamas juga telah berperang tiga kali dengan Israel.
Hubungan kelompok Hamas dengan Iran juga sempat memburuk setelah kelompok itu menolak untuk mendukung rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad yang merupakan sekutu utama Teheran.
Sedangkan hubungan antara Hamas dan Arab Saudi telah membaik sejak Raja Salman naik tahta bulan Januari lalu. Raja Salman telah diasumsikan sebagai raja yang tegas dalam kebijakan di Timur Tengah. Hal itu setidaknya telah dibuktikan dengan kebijakannya untuk melakukan agresi di Yaman untuk memerangi pemberontak Houthi.
(mas)