Irak: Kesepakatan Nuklir Iran, Awal Baru Perang Lawan ISIS
A
A
A
BAGHDAD - Kesepakatan nuklir antara Iran dan enam kekuatan dunia ternyata tidak hanya memiliki dampak besar bagi kedua belah pihak. Namun, hal ini juga memiliki dampak besar bagi negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah.
Ini terlihat dengan pernyataan yang dilontarakan oleh Perdana Menteri Irak Haider el-Abadi, dimana dirinya menyebut kesepakatan ini adalah bukti bahwa dunia memang menginginkan perdamaian di Timur Tengah. Selain itu, kesepakatan ini di mata Abadi adalah awal baru dari perang melawan ISIS.
"Daesh (ISIS) berusaha untuk menyeret wilayah kami ke dalam konflik abadi," kata Abadi dalam kicauan di akun Twitter pribadinya.
"Kesepakatan nuklir Iran mengungkapkan kemauan umum untuk membawa perdamaian dan keamanan wilayah kami," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (16/7/2015).
Hal senada juga diucapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kedua pemimpin itu mengatakan, kesepakatan ini bisa menekan jumlah konflik di Timur Tengah, dan mampu memberikan kontribusi besar dalam usaha untuk melawan terorisme, termasuk di dalammya ISIS.
”Tanpa kesepakatan, tidak akan ada batas untuk program nuklir Iran dan Iran bisa bergerak dekat dengan bom nuklir. Tanpa kesepakatan, kita berisiko perang di Timur Tengah,” katanya lagi dalam sebuah konferensi pers.
Ini terlihat dengan pernyataan yang dilontarakan oleh Perdana Menteri Irak Haider el-Abadi, dimana dirinya menyebut kesepakatan ini adalah bukti bahwa dunia memang menginginkan perdamaian di Timur Tengah. Selain itu, kesepakatan ini di mata Abadi adalah awal baru dari perang melawan ISIS.
"Daesh (ISIS) berusaha untuk menyeret wilayah kami ke dalam konflik abadi," kata Abadi dalam kicauan di akun Twitter pribadinya.
"Kesepakatan nuklir Iran mengungkapkan kemauan umum untuk membawa perdamaian dan keamanan wilayah kami," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (16/7/2015).
Hal senada juga diucapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kedua pemimpin itu mengatakan, kesepakatan ini bisa menekan jumlah konflik di Timur Tengah, dan mampu memberikan kontribusi besar dalam usaha untuk melawan terorisme, termasuk di dalammya ISIS.
”Tanpa kesepakatan, tidak akan ada batas untuk program nuklir Iran dan Iran bisa bergerak dekat dengan bom nuklir. Tanpa kesepakatan, kita berisiko perang di Timur Tengah,” katanya lagi dalam sebuah konferensi pers.
(esn)