Obama Desak China Redam Ketegangan Laut China Selatan

Kamis, 25 Juni 2015 - 12:12 WIB
Obama Desak China Redam...
Obama Desak China Redam Ketegangan Laut China Selatan
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendesak China untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk meredam ketegangan atas sengketa Laut China Selatan dan soal spionase cyber oleh hacker.

Krisis maritim dan cyber menjadi topik pembahasan dalam pertemuan tiga hari para pejabat AS dan China. Para pejabat AS telah menyuarakan keprihatinan yang mendalam tentang kedua masalah itu.

“Selama pembicaraan di Washington dengan para pejabat tinggi China atas, Obama mengangkat kekhawatiran AS tentang (spionase ) maya China dan perilaku maritim, dan ia mendesak China untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk menurunkan ketegangan,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Hubungan AS dan China telah tegang akibat aksi spionase cyber yang diduga dilakukan para hacker China. Puncaknya, ketika jaringan komputer Kantor Manajemen Personalia Pemerintah AS jadi target serangan para hacker.

Washington juga telah menyuarakan keprihatinan tentang klaim teritorial China terhadap hampir seluruh kawasan Laut China Selatan dan Laut China Timur. AS mendesak China menyelesaikan masalah klaim maritim secara damai dengan negara-negara tetangganya.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang menjadi tuan rumah pembicaraan bersama dengan Menteri Keuangan Jacob Lew, mengatakan hacker dunia maya menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dan nasib bisnis AS yang dirugikan.

Namun, Kerry memilih tidak menunjuk atau menyalahkan siapa pun dalam masalah itu. “AS telah membuat jelas bahwa ini tidak dapat diterima dan kami harus bekerja melewatinya, bagaimana kita akan bekerja keluar dari masalah ini dalam lingkup hubungan bilateral,” katanya.

Tapi Penasihat Pemerintah China, Yang Jiechi mendesak AS untuk menghormati dan melihat keprihatinan China pada masalah yang sama. “Dan menangani perbedaan serta isu-isu sensitif dengan hati-hati,” ujarnya, seperti dikutip AFP, Kamis (25/6/2015).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1340 seconds (0.1#10.140)