Rebut Kota Kuno Palmyra, ISIS Mulai Penggal Orang-orang
A
A
A
PALMYRA - Setelah merebut kota kuno Palmyra di Suriah, kelompok ISIS mulai menebar teror. Kelompok itu telah mengeksekusi 17 orang di Suriah, yang beberapa di antaranya dipenggal.
Para korban termasuk warga sipil Suriah yang ditangkap ISIS. Aksi bengis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Palmyra diungkap pemantau krisis Suriah.
”ISIS mengeksekusi 17 orang, termasuk warga sipil dan pejuang loyalis (pemerintah Suriah). Setidaknya empat dari mereka dipenggal kepalanya,” kata Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman kepada AFP, Jumat (22/5/2015).
Menurut Rami, warga sipil yang dieksekusi ISIS diketahui bekerja untuk dewan administrasi lokal. Sedangkan para pejuang yang dieksekusi ISIS adalah satu tentara rezim Suriah dan sisanya milisi pro- Angkatan Pertahanan Nasional Suriah.
”Mereka dituduh bekerja sama dengan rezim,” kata Rami mengacu pada rezim Presiden Suriah Bashar-Assad. ISIS memerintahkan warga di kota kuno itu untuk tetap tinggal di rumah mereka.
”ISIS mencegah warga meninggalkan rumah mereka dan menyisir rumah warga sipil untuk menemukan loyalis rezim Suriah,” ujar aktivis Suriah yang mengenalkan dirinya sebagai Mohammad Hassan al-Homsi.
Menurutnya, warga di kota kuno Suriah itu ketakutan dan ingin melarikan diri setelah mendengar ISIS mulai memenggal sejumlah orang.
Para korban termasuk warga sipil Suriah yang ditangkap ISIS. Aksi bengis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Palmyra diungkap pemantau krisis Suriah.
”ISIS mengeksekusi 17 orang, termasuk warga sipil dan pejuang loyalis (pemerintah Suriah). Setidaknya empat dari mereka dipenggal kepalanya,” kata Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman kepada AFP, Jumat (22/5/2015).
Menurut Rami, warga sipil yang dieksekusi ISIS diketahui bekerja untuk dewan administrasi lokal. Sedangkan para pejuang yang dieksekusi ISIS adalah satu tentara rezim Suriah dan sisanya milisi pro- Angkatan Pertahanan Nasional Suriah.
”Mereka dituduh bekerja sama dengan rezim,” kata Rami mengacu pada rezim Presiden Suriah Bashar-Assad. ISIS memerintahkan warga di kota kuno itu untuk tetap tinggal di rumah mereka.
”ISIS mencegah warga meninggalkan rumah mereka dan menyisir rumah warga sipil untuk menemukan loyalis rezim Suriah,” ujar aktivis Suriah yang mengenalkan dirinya sebagai Mohammad Hassan al-Homsi.
Menurutnya, warga di kota kuno Suriah itu ketakutan dan ingin melarikan diri setelah mendengar ISIS mulai memenggal sejumlah orang.
(mas)