PM Abbott Tak Sudi Tolong Pengungsi Rohingya
A
A
A
CANBERRA - Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott, pada Kamis (21/5/2015), menyatakan penolakannya untuk menolong para pengungsi Rohingya jika masuk ke perairan Australia.
Australia di bawah kepemimpinan Abbott selama ini telah menerapkan kebijakan keras untuk mencegah para pengungsi atau “manusia perahu” masuk ke negara itu.
“Tidak, tidak, tidak,” kata Abbott ketika ditanya oleh wartawan, apakah ia akan menawarkan pemukiman kepada pengungsi Rohingya, sebuah kelompok minoritas Muslim yang tertindas di Myanmar.
Abbott berpendapat, para pengungsi adalah bagian dari penyelundup manusia. Menurutnya, Australia akan melakukan segala cara untuk mengakhiri praktik penyelundupan manusia. Dia yakin, cara itu merupakan kunci untuk menghentikan laju para “manusia perahu”.
”Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan membuatnya benar-benar jelas bahwa jika Anda mendapatkan mereka di perahu yang bocor, Anda tidak akan mendapatkan apa yang Anda inginkan,” kata Abbott yang memastikan para pengungsi yang masuk ke Australia tidak akan mendapatkan kehidupan baru.
Sikap Abbott itu telah dikritik Indonesia, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nassir, mengatakan bahwa seharusnya Australia mengambil tanggung jawab terhadap para pengungsi. Sebab, Australia adalah salah satu negara yang menandatangani “Konvensi Pengungsi”.
”Negara-negara yang merupakan bagian dalam ‘Konvensi Pengungsi’ memiliki tanggung jawab. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka percaya pada apa yang telah mereka tandatangani,” katanya, Kamis (21/5/2015).
Australia di bawah kepemimpinan Abbott selama ini telah menerapkan kebijakan keras untuk mencegah para pengungsi atau “manusia perahu” masuk ke negara itu.
“Tidak, tidak, tidak,” kata Abbott ketika ditanya oleh wartawan, apakah ia akan menawarkan pemukiman kepada pengungsi Rohingya, sebuah kelompok minoritas Muslim yang tertindas di Myanmar.
Abbott berpendapat, para pengungsi adalah bagian dari penyelundup manusia. Menurutnya, Australia akan melakukan segala cara untuk mengakhiri praktik penyelundupan manusia. Dia yakin, cara itu merupakan kunci untuk menghentikan laju para “manusia perahu”.
”Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan membuatnya benar-benar jelas bahwa jika Anda mendapatkan mereka di perahu yang bocor, Anda tidak akan mendapatkan apa yang Anda inginkan,” kata Abbott yang memastikan para pengungsi yang masuk ke Australia tidak akan mendapatkan kehidupan baru.
Sikap Abbott itu telah dikritik Indonesia, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nassir, mengatakan bahwa seharusnya Australia mengambil tanggung jawab terhadap para pengungsi. Sebab, Australia adalah salah satu negara yang menandatangani “Konvensi Pengungsi”.
”Negara-negara yang merupakan bagian dalam ‘Konvensi Pengungsi’ memiliki tanggung jawab. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka percaya pada apa yang telah mereka tandatangani,” katanya, Kamis (21/5/2015).
(mas)