Beijing: Filipina dan AS Besar-besarkan Ancaman China
A
A
A
BEIJING - Kementerian Luar Negeri China menuduh Filipina dengan Amerika Serikat (AS) bekerjasama untuk membesar-besarkan ancaman China terkait sengketa Laut China Selatan. Beijing menilai pihak Manila terus memperuncing konflik maritim.
Komentar dari China itu muncul sehari sebelum Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dijadwalkan mengunjungi China. Misi John Kerry diyakini untuk mengharapkan China untuk menjamin kebebasan
navigasi dan penerbangan di Laut China Selatan.
Ketegangan di Laut China Selatan meningkat sejak China membangun landasan pacu di pulau rekalamasi di Laut China Selatan. China telah mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Namun, klaim itu ditentang Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei dan Taiwan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengkritik keras Filipina.”Yang mengabaikan kepentingan umum di wilayah ini dan terus mengambil langkah-langkah provokatif yang mempersulit dan memperuncing sengketa,” katanya, seperti dikutip Reuters, Jumat (15/5/2015).
Ditanya tentang dukungan AS terhadap Filipina dalam sengketa maritim di Laut China Selatan, Hua enggan menanggapinya. "Beberapa orang di Filipina melompat sangat tinggi dan menggemakan kepada beberapa negara dengan secara aktif membesar-besarkan ancaman China,” katanya.
”Tindakan ganda ini telah membuka banyak bola mata, tapi semua orang bisa melihat bahwa situasi di Laut China Selatan saat ini stabil,” lanjut Hua. ”Kami akan merespon tegas untuk setiap tindakan provokasi terhadap China.”
Komentar dari China itu muncul sehari sebelum Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dijadwalkan mengunjungi China. Misi John Kerry diyakini untuk mengharapkan China untuk menjamin kebebasan
navigasi dan penerbangan di Laut China Selatan.
Ketegangan di Laut China Selatan meningkat sejak China membangun landasan pacu di pulau rekalamasi di Laut China Selatan. China telah mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Namun, klaim itu ditentang Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei dan Taiwan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengkritik keras Filipina.”Yang mengabaikan kepentingan umum di wilayah ini dan terus mengambil langkah-langkah provokatif yang mempersulit dan memperuncing sengketa,” katanya, seperti dikutip Reuters, Jumat (15/5/2015).
Ditanya tentang dukungan AS terhadap Filipina dalam sengketa maritim di Laut China Selatan, Hua enggan menanggapinya. "Beberapa orang di Filipina melompat sangat tinggi dan menggemakan kepada beberapa negara dengan secara aktif membesar-besarkan ancaman China,” katanya.
”Tindakan ganda ini telah membuka banyak bola mata, tapi semua orang bisa melihat bahwa situasi di Laut China Selatan saat ini stabil,” lanjut Hua. ”Kami akan merespon tegas untuk setiap tindakan provokasi terhadap China.”
(mas)