Saudi Bom Rumah Mantan Presiden Yaman
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi dan koalisinya dikabarkan melancarkan serangan ke sebuah komplek perumahan yang ditinggali oleh mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. Menurut saksi mata, Saudi dan sekutunya setidaknya melakukan tiga serangan ke wilayah kediaman Saleh.
Kantor berita Yaman, Khabar, dalam laporannya seperti dikutip Al Jazeera pada Minggu (10/5/2015) menyatakan, belum diketahui apakah ada korban jiwa dalam serangan tersebut. Namun, Khabar memastikan, baik Saleh ataupun keluarganya tidak terluka sedikitpun oleh serangan tersebut.
“Sebanyak tiga serangan udara mengarah ke Kota Sanaa hari ini, satu di antaranya dilaporkan menghantam kediaman mantan Presiden Saleh. Meski demikian, Saleh beserta keluarganya baik-baik saja, karena telah lama keluar dari Yaman," bunyi laporan Khabar.
“Kepulan asap tebal terlihat membumbung tinggi di sekitar wilayah kediaman mantan Presiden Saleh, di Kota Sanaa,” sambung laporan itu.
Serangan ini sendiri terjadi hanya beberapa saat sebelum Saudi dan Houthi akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Saleh, yang digulingkan pada tahun 2012 lalu juga kerap disebut-sebut sebagai sekutu dari Houthi, walaupun dirinya sudah membantah hal tersebut.
Kantor berita Yaman, Khabar, dalam laporannya seperti dikutip Al Jazeera pada Minggu (10/5/2015) menyatakan, belum diketahui apakah ada korban jiwa dalam serangan tersebut. Namun, Khabar memastikan, baik Saleh ataupun keluarganya tidak terluka sedikitpun oleh serangan tersebut.
“Sebanyak tiga serangan udara mengarah ke Kota Sanaa hari ini, satu di antaranya dilaporkan menghantam kediaman mantan Presiden Saleh. Meski demikian, Saleh beserta keluarganya baik-baik saja, karena telah lama keluar dari Yaman," bunyi laporan Khabar.
“Kepulan asap tebal terlihat membumbung tinggi di sekitar wilayah kediaman mantan Presiden Saleh, di Kota Sanaa,” sambung laporan itu.
Serangan ini sendiri terjadi hanya beberapa saat sebelum Saudi dan Houthi akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Saleh, yang digulingkan pada tahun 2012 lalu juga kerap disebut-sebut sebagai sekutu dari Houthi, walaupun dirinya sudah membantah hal tersebut.
(esn)