Pengakuan Sandera Boko Haram yang Dijadikan Mesin Seks

Jum'at, 08 Mei 2015 - 14:33 WIB
Pengakuan Sandera Boko Haram yang Dijadikan Mesin Seks
Pengakuan Sandera Boko Haram yang Dijadikan Mesin Seks
A A A
CHIBOK - Seorang wanita Nigeria yang baru saja dibebaskan tentara negara itu dari penyanderaan Boko Haram membeberkan pengalaman pahitnya selama diculik. Wanita ini mengaku dijadikan ‘mesin seks’ militan Boko Haram selama disandera.

Dia adalah Asabe Aliyu, 23, asal Desa Delsak, dekat Kota Chibok, Nigeria. Aliyu diculik enam bulan yang lalu dan dipaksa menikah dengan militan Boko Haram. Aliyu merupakan salah satu dari 214 wanita yang dibebaskan tentara Nigeria dari penyanderaan Boko Haram di hutan Sambisa. Ratusan wanita itu diketahui hamil setelah sekian lama disandera Boko Haram.

Aliyu sejatinya sudah memilki empat anak, tapi militan Boko Haram nekat menculiknya. ”Mereka mengubah saya menjadi mesin seks. Mereka bergantian tidur dengan saya. Sekarang, saya hamil dan saya tidak bisa mengidentifikasi ayah (biologis anak di kandungan),” kata Aliyu kepada Daily Times.

”Dengan kondisi saya yang sedang hamil, saya memasak makanan untuk mereka,” lanjut Aliyu. Dia dan ratusan sandera wanita ditinggalkan militan Boko Haram di hutan Sambisa sebelum pasukan Nigeria datang. (Baca juga: Sekitar 214 Wanita Hamil usai Diculik Boko Haram)

Ratusan sandera wanita itu juga sempat ditahan militan Boko Haram dalam kondisi yang mengerikan. Badan PBB untuk Pendanaan dan Populasi (UNFPA) kini menyediakan layanan konseling dan dukungan kepada total 534 wanita-wanita di negara bagian Borno dan Adamawa, Nigeria yang sebelumnya jadi sandera Boko Haram. UNFPA membenarkan sekitar 214 wanita yang dibebaskan dari penyanderaan Boko Haram kini dalam kondisi hamil.

“Boko Haram kejam kepada mereka,” kata Direktur Eksekutif UNFPA, Babatunde Osotimehin, kepada Mail Online, semalam (7/5/2015). ”Mereka diberi makan dan dilarang tidur. Mereka digunakan mirip sebagai budak. Mereka dipaksa memasak untuk para militan Boko Haram dan menjaga mereka. Kadang-kadang mereka digunakan sebagai budak seks,” lanjut dia.

“Saya seorang warga Nigeria juga dan saya akan memberitahu Anda banyak tentang ini. Bagi seorang wanita untuk mengklaim bahwa dia telah diperkosa, di negara saya, adalah salah satu hal yang paling sulit,” tutur Osotimehin.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4298 seconds (0.1#10.140)