Ketika Korut Ancam Dubes AS di Korsel
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) menyebut Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Korea Selatan (Korsel) Mark Lippert akan kembali tertimpa bencana jika tidak berhenti menjelekan mereka. Pernyataan Korut tersebut mengacu pada insiden serangan pisau yang melanda Lippert beberapa waktu lalu.
Melansir Reuters, pada Jumat (17/4/2015), dalam sebuah pidato, Lippert mengatakan, bahwa jika Korut membuka catatan Hak Asasi Manusia mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri program nuklir, maka dunia akan lebih menghargai mereka, dan hubungan dengan negara lain akan terbuka lebar.
Korut menyatakan, apa yang diutarakan oleh Lippert tersebut adalah sebuah kebohongan belaka. Mereka justru menyebut apa yang diutarakan Lippert adalah sebuah bukti lainnya jika AS tidak pernah berdamai dengan Korut.
"Lippert perlu untuk menghentikan kebiasaan buruknya yang terus mendistorsi kebenaran dan menghasut perang dengan kerap mencari masalah dengan kami," ucap Komite Korea Utara untuk Reunifikasi Damai Korea.
Pyongyang menegaskan, insiden yang lebih besar akan menimpa Lippert jika dia tidak segera menghentikan aksinya. "Jika tidak, di kemudian hari, dia bisa menghadapi kecelakaan lebih besar daripada mendapatkan luka sayatan pipi yang dilakukan oleh warga negara Korsel," tambahnya.
Melansir Reuters, pada Jumat (17/4/2015), dalam sebuah pidato, Lippert mengatakan, bahwa jika Korut membuka catatan Hak Asasi Manusia mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri program nuklir, maka dunia akan lebih menghargai mereka, dan hubungan dengan negara lain akan terbuka lebar.
Korut menyatakan, apa yang diutarakan oleh Lippert tersebut adalah sebuah kebohongan belaka. Mereka justru menyebut apa yang diutarakan Lippert adalah sebuah bukti lainnya jika AS tidak pernah berdamai dengan Korut.
"Lippert perlu untuk menghentikan kebiasaan buruknya yang terus mendistorsi kebenaran dan menghasut perang dengan kerap mencari masalah dengan kami," ucap Komite Korea Utara untuk Reunifikasi Damai Korea.
Pyongyang menegaskan, insiden yang lebih besar akan menimpa Lippert jika dia tidak segera menghentikan aksinya. "Jika tidak, di kemudian hari, dia bisa menghadapi kecelakaan lebih besar daripada mendapatkan luka sayatan pipi yang dilakukan oleh warga negara Korsel," tambahnya.
(esn)