RI Harus Mainkan Peran Lebih Besar untuk Selesaikan Konflik LCS

Kamis, 25 Agustus 2016 - 21:47 WIB
RI Harus Mainkan Peran Lebih Besar untuk Selesaikan Konflik LCS
RI Harus Mainkan Peran Lebih Besar untuk Selesaikan Konflik LCS
A A A
JAKARTA - Indonesia, sebagai salah satu negara besar di ASEAN, harus mulai memainkan peran yang lebih besar dalam menyelesaikan konflik di kawasan Laut China Selatan (LCS). Hal itu disampaikan pengamat hubungan internasional Universitas Paramadina, Emil Radiansyah.

Kepada Sindonews pada Kamis (25/8), Emil mengatakan, selama ini Indonesia hanya menjadi pengawas dekat konflik di LCS. Indonesia, lanjut Emil, baru bereaksi saat China mulai mengklaim bahwa laut Natuna yang ada di wilayah LCS, merupakan bagian dari traditional fishing ground Tiongkok.

"Keputusan Arbitrase Internasional terkait pengajuan Filipina dalam konflik LCS semakin membuat China mempertahankan posisinya di LCS. Memang sudah seharusnya Indonesia memainkan peran yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah tersebut," ucap Emil.

"Pendekatan diplomasi yang cukup erat terhadap China untuk membuka saluran komunikasi yang baik. Tidak hanya antara indonesia dan China saja, namun pihak-pihak yang bersengketa. Memang akan ada penolakan dari China, bahwa penerapan penyelesaian LCS ala China adalah bilateral, bukan multilateral. Ini adalah tantangan yang cukup sulit. Namun, hubungan ekonomi yang dinamis antara negara-negara Asia Tenggara dapat menjadi jalan masuk yang baik untuk membicarakan penyelesaian konflik tersebut," sambungnya.

Dia menuturkan, Indonesia harus mendekati negara-negara ASEAN lainnya yang terlibat sengketa dengan China di LCS. Ini dilakukan agar ASEAN bisa satu suara mengenai penyelesaikan masalah itu.

"Menyoal masalah teritorial, pastinya sudah baku, tidak ada negara yang akan dengan mudah mundur. Yang diperlukan adalah bagaimana Indonesia memainkan perannya agar negara-negara ASEAN sepakat dan satu tujuan menyelesaikan persoalan," ucapnya.

Tantangan lain, papar Emil, adalah adalah membuat tujuan yang satu, karena masalah kedekatan kepentingan negara-negara ASEAN terhadap China. Dalam pandanganya, sejauh ini sikap dan keputusan yang dibuat ASEAN terkait LCS masih sangat lemah, sehingga tidak cukup memberikan tekanan kepada China, agar mereka mau duduk satu meja dan menyelesaikan masalah ini secara damai.

Sementara itu, ketika disinggung mengenai pembangunan pulau buatan China di LCS, dan sikap yang harus ditujukan Indonesia jika pulau itu rampung, Emil menyebut hal itu tidak terlalu berpengaruh pada klaim teritorial di kawasan tersebut.

"Sikap yang harus ditunjukkan sebenarnya bukan oleh Indonesia, tetapi kepada China mengenai keseriusan mereka untuk menyelesaikan masalah LCS. Indonesia hanya harus bersikap tegas terhadap China mengenai komitmen China," tukasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4854 seconds (0.1#10.140)