Mengulik Sejarah Konflik Laut China Selatan yang Panas

Selasa, 02 Januari 2024 - 21:40 WIB
loading...
Mengulik Sejarah Konflik Laut China Selatan yang Panas
Konflik Laut China Selatan kini sedang memanas. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Laut China Selatan merupakan salah satu wilayah perairan strategis dengan potensi sumber daya alam yang menggiurkan. Pada riwayatnya, kawasan tersebut telah banyak mendapat klaim dari negara-negara di sekitarnya dan saling diperebutkan.

Secara geografis, Laut China Selatan (LCS) berbatasan dengan beberapa negara. Sebut saja seperti China, Brunei, Filipina, Taiwan, Vietnam hingga Malaysia.

Pada garis besarnya, konflik Laut China Selatan menyeret sejumlah negara, termasuk China. Pada lawannya, Beijing menghadapi negara-negara seperti Taiwan, Filipina hingga Vietnam yang juga mengklaimnya.



Lebih jauh, apa sebenarnya yang mendasari sengketa Laut China Selatan (LCS) ini? Simak ulasannya berikut.

Sejarah Konflik Laut China Selatan

Mengulik Sejarah Konflik Laut China Selatan yang Panas

Foto/Reuters

Pada riwayatnya, Laut China Selatan (LCS) merupakan jalur pelayaran yang penting. Tak hanya itu, wilayah tersebut juga memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.

Melihat ke belakang, awal mula konflik LCS bisa ditelusuri sejak 1279. Mengutip laman Beyond The Horizon, Selasa (2/1/2024), kala itu China menggambar peta wilayah pengaruhnya, termasuk memasukkan juga seluruh area Laut China Selatan.

Pada perkembangannya, kendali atas wilayah tersebut sempat berpindah-pindah. Salah satu momen terbesar dari sejarah konflik LCS terjadi pada 1947.

Waktu itu, China membuat sebuah peta Laut China Selatan dengan 9 garis putus-putus. Tak hanya itu, mereka juga mengajukan klaim bahwa wilayah yang masuk “sembilan garis titik” itu telah menjadi bagian teritorialnya.

Lebih jauh, pemerintah China waktu itu semakin memperkuat klaimnya atas dasar sejarah. Mereka menyebut haknya sudah ada sejak berabad-abad lalu ketika rangkaian pulau Paracel dan Spratly dianggap menjadi bagian integral dari China.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1091 seconds (0.1#10.140)