AS Tolak Suaka Jenderal Turki yang Dituduh Terlibat Kudeta
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menolak permohonan suaka dari Jenderal Bekir Ercan Van yang dituduh terlibat kudeta di Turki.
Jenderal Bekir dan sejumlah anak buahnya berpangkat lebih rendah telah ditangkap otoritas Turki setelah kudeta militer terhadap Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan pada Jumat malam digagalkan ribuan rakyat Turki.
Sosok Jenderal Bekir bukanlah pejabat militer sembarangan. Dia sebelum ditangkap merupakan komandan Pangkalan Udara Incirlik di Adana, Turki. Pangkalan yang dia pimpin merupakan rumah bagi penempatan senjata nuklir AS sekaligus markas para staf militer AS yang bertugas memerangi kelompok ISIS di Suriah dan Irak.
Baca:
Diduga Terlibat Kudeta Turki, Komandan "Rumah Nuklir" AS Ditangkap
Penolakan AS atas permohonan suaka Jenderal Bekir dilaporkan oleh New York Times yang mengutip sumber Pemerintah AS.
Setelah kudeta militer di Turki pada Jumat malam, Konsulat AS melaporkan bahwa akses masuk dan keluar dari dan ke Pangkalan Udara Incirlik diblokir pada hari Sabtu. Listrik juga diputus.
Namun, situasi di Pangkalan Udara Incirlik kini sudah stabil. Meski demikian, muncul laporan bahwa 42 helikopter telah hilang dari markas militer Turki. Hal ini telah memicu spekulasi akan adanya kudeta kedua. Spekulasi itu juga merembet pada kekhawatiran soal keamanan senjata nuklir AS di Turki.
Baca juga:
Terlibat Kudeta, Jenderal Top Turki Terancam Hukuman Mati
Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, berharap peristiwa yang terjadi di Turki tidak akan mempengaruhi operasi militer bersama. Dia juga membahas rintangan yang dialami personel militer AS usai upaya kudeta di Turki.
”Mungkin ada beberapa pengisian bahan bakar yang berlangsung dengan Angkatan Udara Turki, dengan pesawat yang terbang dalam kudeta itu sendiri,” katanya, seperti dikutip Sputniknews, Senin (18/7/2016).
Jenderal Bekir dan sejumlah anak buahnya berpangkat lebih rendah telah ditangkap otoritas Turki setelah kudeta militer terhadap Pemerintah Presiden Tayyip Erdogan pada Jumat malam digagalkan ribuan rakyat Turki.
Sosok Jenderal Bekir bukanlah pejabat militer sembarangan. Dia sebelum ditangkap merupakan komandan Pangkalan Udara Incirlik di Adana, Turki. Pangkalan yang dia pimpin merupakan rumah bagi penempatan senjata nuklir AS sekaligus markas para staf militer AS yang bertugas memerangi kelompok ISIS di Suriah dan Irak.
Baca:
Diduga Terlibat Kudeta Turki, Komandan "Rumah Nuklir" AS Ditangkap
Penolakan AS atas permohonan suaka Jenderal Bekir dilaporkan oleh New York Times yang mengutip sumber Pemerintah AS.
Setelah kudeta militer di Turki pada Jumat malam, Konsulat AS melaporkan bahwa akses masuk dan keluar dari dan ke Pangkalan Udara Incirlik diblokir pada hari Sabtu. Listrik juga diputus.
Namun, situasi di Pangkalan Udara Incirlik kini sudah stabil. Meski demikian, muncul laporan bahwa 42 helikopter telah hilang dari markas militer Turki. Hal ini telah memicu spekulasi akan adanya kudeta kedua. Spekulasi itu juga merembet pada kekhawatiran soal keamanan senjata nuklir AS di Turki.
Baca juga:
Terlibat Kudeta, Jenderal Top Turki Terancam Hukuman Mati
Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, berharap peristiwa yang terjadi di Turki tidak akan mempengaruhi operasi militer bersama. Dia juga membahas rintangan yang dialami personel militer AS usai upaya kudeta di Turki.
”Mungkin ada beberapa pengisian bahan bakar yang berlangsung dengan Angkatan Udara Turki, dengan pesawat yang terbang dalam kudeta itu sendiri,” katanya, seperti dikutip Sputniknews, Senin (18/7/2016).
(mas)