Panama Papers: Bankir Inggris Bantu Program Nuklir Korut
A
A
A
LONDON - Seorang bankir asal Inggris disebut mendirikan perusahaan offshore rahasia yang diduga digunakan oleh rezim Korea Utara (Korut) untuk membantu menjual senjata dan meningkatkan program senjata nuklirnya.
Menurut Panama Papers, Nigel Cowie mendirikan perusahaan Pyongyang DCB Finance Limited. Ia mendirikan perusahaan ini bersama seorang pejabat Korut bernama Kim Chol-sam pada tahun 2006. Perusahaan ini terdaftar di British Virgin Islands seperti dikutip dari Express, Rabu (6/4/2016).
Kim Chol-sam sendiri adalah CEO dari Bank Kredit Daedong yang telah dijatuhkan sanksi. Kim diduga memfasilitasi transaksi senilai ratusan ribu dan mengelola jutaan dolar dalam rekening yang terkait dengan rezim Korut.
Menanggapi hal itu, Cowie mengatakan jika perusahaannya digunakan untuk bisnis yang sah dan ia tidak tahu ada transaksi yang melanggar hukum. Ia pun mengaku telah meninggalkan perbankan pada tahun 2011 untuk fokus pada bisnis lain.
"DCB Finance Ltd digunakan untuk bisnis yang sah. klien saya itu, dan masih sampai hari ini, tidak menyadari setiap transaksi yang dibuat dengan organisasi sanksi atau untuk tujuan sanksi, selama masa jabatannya," begitu pernyataan Cowie melalui kuasa hukumnya.
Menurut Panama Papers, Nigel Cowie mendirikan perusahaan Pyongyang DCB Finance Limited. Ia mendirikan perusahaan ini bersama seorang pejabat Korut bernama Kim Chol-sam pada tahun 2006. Perusahaan ini terdaftar di British Virgin Islands seperti dikutip dari Express, Rabu (6/4/2016).
Kim Chol-sam sendiri adalah CEO dari Bank Kredit Daedong yang telah dijatuhkan sanksi. Kim diduga memfasilitasi transaksi senilai ratusan ribu dan mengelola jutaan dolar dalam rekening yang terkait dengan rezim Korut.
Menanggapi hal itu, Cowie mengatakan jika perusahaannya digunakan untuk bisnis yang sah dan ia tidak tahu ada transaksi yang melanggar hukum. Ia pun mengaku telah meninggalkan perbankan pada tahun 2011 untuk fokus pada bisnis lain.
"DCB Finance Ltd digunakan untuk bisnis yang sah. klien saya itu, dan masih sampai hari ini, tidak menyadari setiap transaksi yang dibuat dengan organisasi sanksi atau untuk tujuan sanksi, selama masa jabatannya," begitu pernyataan Cowie melalui kuasa hukumnya.
(ian)