PBB Serukan Penyelidikan Kematian Pemimpin Jihad Islam Palestina Khader Adnan
loading...
A
A
A
NEW YORK - PBB mendesak 'penyelidikan menyeluruh' atas kematian tahanan Palestina Khader Adnan yang melakukan mogok makan di penjara Israel.
Adnan, seorang tokoh kelompok Jihad Islam terkemuka, meninggal setelah mogok makan selama 86 hari terhadap penahanannya yang dilakukan tanpa pengadilan atau dakwaan. Adnan telah menjadi simbol perlawanan Palestina terhadap kebijakan penahanan Israel.
"Otoritas Israel harus memastikan bahwa keadaan kematiannya diselidiki secara menyeluruh," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq.
“Sekretaris Jenderal mengulangi seruannya kepada Israel untuk mengakhiri praktik penahanan administratif. Semua yang ditahan dalam penahanan administratif harus segera didakwa dan diadili di pengadilan atau dibebaskan tanpa penundaan,” imbuhnya seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (3/5/2023).
Layanan Penjara Israel (IPS) mengatakan Adnan (44) ditemukan tidak sadarkan diri di sel penjaranya. Dia telah menolak untuk menjalani pemeriksaan medis atau menerima perawatan selama mogok makan.
Menurut laporan Jerusalem Post, Adnan dipindahkan ke Rumah Sakit Assaf Harofeh (Pusat Medis Shamir) saat menjalani resusitasi kardiopulmoner, namun kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Pejabat Jihad Islam Palestina (PIJ) telah memperingatkan bahwa Israel akan membayar mahal jika Adnan mati di penjara.
Pada hari Senin, Palestinian Prisoners Club (Klub Tahanan Palestina) mengatakan bahwa pejabat tinggi PIJ dalam kondisi kritis dan bisa meninggal kapan saja.
Adnan, seorang tokoh kelompok Jihad Islam terkemuka, meninggal setelah mogok makan selama 86 hari terhadap penahanannya yang dilakukan tanpa pengadilan atau dakwaan. Adnan telah menjadi simbol perlawanan Palestina terhadap kebijakan penahanan Israel.
"Otoritas Israel harus memastikan bahwa keadaan kematiannya diselidiki secara menyeluruh," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq.
“Sekretaris Jenderal mengulangi seruannya kepada Israel untuk mengakhiri praktik penahanan administratif. Semua yang ditahan dalam penahanan administratif harus segera didakwa dan diadili di pengadilan atau dibebaskan tanpa penundaan,” imbuhnya seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (3/5/2023).
Layanan Penjara Israel (IPS) mengatakan Adnan (44) ditemukan tidak sadarkan diri di sel penjaranya. Dia telah menolak untuk menjalani pemeriksaan medis atau menerima perawatan selama mogok makan.
Menurut laporan Jerusalem Post, Adnan dipindahkan ke Rumah Sakit Assaf Harofeh (Pusat Medis Shamir) saat menjalani resusitasi kardiopulmoner, namun kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Pejabat Jihad Islam Palestina (PIJ) telah memperingatkan bahwa Israel akan membayar mahal jika Adnan mati di penjara.
Pada hari Senin, Palestinian Prisoners Club (Klub Tahanan Palestina) mengatakan bahwa pejabat tinggi PIJ dalam kondisi kritis dan bisa meninggal kapan saja.