Soal Rohingya, Australia Tolak Kritik Indonesia

Jum'at, 22 Mei 2015 - 14:22 WIB
Soal Rohingya, Australia Tolak Kritik Indonesia
Soal Rohingya, Australia Tolak Kritik Indonesia
A A A
CANBERRA - Pemerintah Australia pada Jumat (22/5/2015) menolak kritik Indonesia soal penolakan Australia untuk menolong para pengungsi Rohingya dan Bangladesh. Australia berkelit dengan dalih selama ini jadi donatur bagi penanganan pengungsi di Indonesia.

Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott, pada Kamis kemarin menegaskan bahwa negaranya menolak untuk menerima dan menolong para pengungsi Rohingya dan imigran lain jika masuk ke perairan Australia.

”Tidak, tidak, tidak,” ujar Abbott ketika ditanya wartawan apakah Australia akan menolong pengungsi Rohingya dan Bangladesh jika masuk Australia. (Baca: PM Abbott Tak Sudi Tolong Pengungsi Rohingya)

Sikap PM Abbott itu dikritik diplomat Indonesia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Arrmanatha Nassir, mengkritik Australia yang melepas tanggung jawabnya terhadap para pengungsi. Sebab, Australia adalah negara yang menandatangani “Konvensi Pengungsi” di bawah PBB.

Setelah dikritik Indonesia, Australia bukannya melunak tapi justru berkelit. Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, berdalih selama ini negaranya adalah donor yang signifikan untuk Kantor Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Indonesia.

”Faktanya adalah kami sediakan (bantuan), dengan cara dukungan donor, jumlah terbesar dari uang kami kepada IOM dan UNHCR di Indonesia,” ujar Dutton, seperti dilansir AFP. Menurutnya, Australia saat ini membutuhkan sekitar 13.750 pengungsi setiap tahunnya untuk ditangani di bawah program kemanusiaannya.

Dutton menambahkan bahwa, dengan jutaan pengungsi di seluruh dunia, Australia tidak bisa membantu semua orang. ”Kita tidak bisa dalam kondisi memiliki program kemanusiaan yang paling dermawan di dunia, untuk kemudian berpura-pura kejam kepada orang-orang, yang entah bagaimana kita dapat mengambil jutaan orang dari wilayah di seluruh dunia yang akan dipindahkan. Kami hanya tidak bisa melakukan itu,” katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3486 seconds (0.1#10.140)