AS Hendak Hukum Rusia atas Pelanggaran Nuklir

Kamis, 21 Mei 2015 - 12:45 WIB
AS Hendak Hukum Rusia atas Pelanggaran Nuklir
AS Hendak Hukum Rusia atas Pelanggaran Nuklir
A A A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan berbagai opsi untuk menghukum pelanggaran perjanjian senjata nuklir yang dilakukan Rusia. Rusia dianggap melanggar perjanjian itu sejak 2012 dengan menguji coba rudal jelajah darat dengan jangkauan yang dilarang dalam perjanjian tersebut.

Hal itu diungkap Wakil Kepala Staf Gabungan Militer AS, Laksamana James Winnefeld disebuah acara di Center for Strategic and International Studies, pada hari Selasa lalu.

Menurutnya, AS dan Rusia terikat perjanjian tahun 1987 tentang pembatasan jumlah senjata nuklir. Dalam perjanjian itu, baik AS maupun Rusia dilarang mengembangkan atau menyebarkan senjata nuklir pada jarak 500 hingga 5.500 kilometer.

Winnefeld mengatakan bahwa, Pemerintah AS saat ini sedang memperdebatkan opsi untuk respons defensif dan ofensif terhadap Rusia. Sedangkan para pejabat AS, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry telah mendorong Rusia untuk mematuhi perjanjian tersebut.

”Solusi pertama untuk masalah ini adalah Rusia berhenti melakukan ini. Itu hal yang paling penting,” kata Winnefeld. ”Itulah cara keluar dari masalah ini. Jika tidak terlihat seperti itu, maka akan ada opsi (hukuman),” lanjut dia, seperti dikutip Blommberg.

Departemen Luar Negeri AS mengakui secara terbuka pada Juli 2014 lalu, bahwa Rusia memang telah melanggar perjanjian tersebut. Dua pejabat AS telah menyatakan bahwa, Pentagon sudah mengajukan rencana untuk mengatasi masalah itu. Namun, Gedung Putih belum menjadwalkan pertemuan untuk membahasnya lebih lanjut.

“Kami meyakinkan mitra kami bahwa kami sangat serius ingin menjaga kepatuhan perjanjian itu dengan Rusia, bahwa perjanjian itu sudah ditandatangani begitu lama,”kata Winnefeld, yang dikutip Kamis (21/5/2015).

Departemen Luar Negeri AS sejatinya telah mengirim delegasi ke Moskow pada September 2014 lalu. Tujuannya untuk membahas pelanggaran perjanjian soal pembatasan senjata nuklir yang dilakukan Rusia. Namun, delegasi itu kembali ke Washington dengan tangan kosong.

Rusia telah menolak tuduhan pelanggaran itu. Sebaliknya, Rusia menuding AS yang melanggar perjanjian dengan mengerahkan rudal balistik di Eropa.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4684 seconds (0.1#10.140)