Waspada Ancaman China, Jepang dan Filipina Latihan Perang

Selasa, 12 Mei 2015 - 13:31 WIB
Waspada Ancaman China, Jepang dan Filipina Latihan Perang
Waspada Ancaman China, Jepang dan Filipina Latihan Perang
A A A
MANILA - Jepang dan dan Filipina menggelar latihan perang bersejarah di sekitar Laut China Selatan, pada Selasa (12/5/2015) untuk mewaspadai ancaman China. Dalam latihan perang ini, Jepang mengerahkan dua kapal perusak sedangkan Filipina mengerahkan satu kapal perang terbaru.

Latihan perang ini berlangsung di sebuah wilayah Laut China Selatan yang berjarak 300 km dari kawasan Filipina.

Latihan perang itu semakin menunjukkan adanya peningkatan ketegangan di kawasan Laut China Selatan. Ketegangan terjadi setelah China mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan. Namun, klaim itu ditentang Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei dan Taiwan.

Jepang sendiri sejatinya juga terlibat sengketa maritim dengan China. Yakni sengketa atas pulau-pulau di Laut China Timur. Para analis mengatakan, manuver Jepang dan Filipina itu sebagai sinyal untuk melawan China.

”Pertama mereka menunjukkan bahwa tetangga Pasifik China mulai menyeimbangkan (kekuatan) untuk melawan China,” kata Profesor Michael Tkacik, seorang ahli kebijakan luar negeri di Universitas Stephen F. Austin State yang berbasis di Texas, kepada AFP.

”Jepang, Filipina, Vietnam, dan berbagai negara lain terancam oleh perilaku China, bahkan jauh seperti India. Dengan demikian, Filipina dan Jepang bersama-sama membuat pernyataan penting tentang seberapa serius mereka melihat tindakan China,” katanya lagi.

Sementara itu, pihak Angkatan Laut Filipina, mengatakan latihan perang ini merupakan yang pertama kali digelar Jepang dan China. Latihan ini sekaligus menguji kemampuan kepal perang terbaru Filipina yang diperoleh dari Amerika Serikat pada tahun 2012.

”Ini akan menjadi naif bagi siapa saja untuk berpikir bahwa ini hanya sebuah latihan bersama biasa, karena ini jelas untuk menanggapi tindakan tegas oleh China di Laut China Selatan,” kata Wilfrido Villacorta, seorang dosen hubungan internasional di Universitas De La Salle yang berbasis di Manila.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3254 seconds (0.1#10.140)