Eks Jenderal AS: Senjata Terbaru Ukraina dari Amerika Bakal Bikin Panik Militer Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pensiunan Letnan Jenderal Amerika Serikat (AS) Ben Hodges mengatakan bahwa senjata terbaru yang segera segera diberikan Amerika Serikat kepada Ukraina akan menyebabkan kepanikan di jajaran militer Rusia .
Media Amerika, Politico, melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden pada pekan ini akan mengumumkan paket senjata terbaru untuk pasukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Termasuk dalam paket tersebut adalah Strykers dalam jumlah yang tidak diketahui—sejenis kendaraan militer yang dapat dilengkapi dengan senapan mesin atau peluncur granat—dan Ground-Launched Small Diameter Bombs [Bom Diameter Kecil yang Diluncurkan dari Darat] yang juga dikenal sebagai GLSDB.
Sementara gagasan pengiriman Strykers ke Ukraina oleh AS sebelumnya telah mendapat perhatian media, Hodges menulis di Twitter pada hari Rabu tentang potensi dampak GLSDB terhadap perang.
"GLSDB (bom berdiameter kecil yang diluncurkan dari darat) akan mengurangi perlindungan bagi Rusia," tulis Hodges, yang sebelumnya menjabat sebagaikomandan Angkatan Darat Amerika Serikat-Eropa, di Twitter.
"Hidup akan mulai menjadi sangat tidak nyaman bagi Angkatan Laut Rusia, Angkatan Udara, dan penangan amunisi di Crimea, di sepanjang 'jembatan darat'...dan semoga juga bagi kru perbaikan di Jembatan Kerch," lanjut Hodges.
Reuters pertama kali melaporkan pada akhir November bahwa Pentagon sedang mempertimbangkan keputusan untuk mengirim GLSDB ke Ukraina. Kantor berita tersebut menggambarkan bom itu murah dan mampu dipasang pada roket yang tersedia di gudang senjata Ukraina.
Masih menurut laporan Reuters, GLSDB akan memungkinkan pasukan Zelensky menyerang jauh di belakang garis Rusia saat Barat berjuang untuk memenuhi permintaan lebih banyak senjata.
Perusahaan SAAB mengembangkan GLSDB dalam kemitraan dengan Boeing. Di situs webnya, SAAB menjelaskan GLSDB yang dipandu GPS sangat efektif dengan kemampuan untuk digunakan dari segala sudut dan dapat digunakan dalam semua kondisi cuaca.
Sementara paket senjata AS yang baru untuk Ukraina dilaporkan akan menyediakan lebih banyak amunisi dan baju besi, paket itu diperkirakan tidak termasuk tank.
Zelensky dan pejabat Ukraina lainnya telah berulang kali meminta tank, tetapi Pentagon menyatakan yakin Ukraina telah diberi cukup tank dari negara lain.
Pekan lalu, Presiden Polandia Andrzej Duda mengumumkan negaranya akan segera mengirim kompi tank Leopard buatan Jerman ke Ukraina.
Sementara itu, Prancis telah memberi pasukan Zelensky sejumlah "tank ringan" AMX-10 RC, dan Inggris baru-baru ini mengumumkan akan memasok Ukraina dengan tank Challenger 2.
"Kami percaya penyediaan tank modern akan secara signifikan membantu dan meningkatkan kemampuan Ukraina untuk berperang di mana mereka bertempur sekarang dan berperang lebih efektif ke depan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby dalam konferensi pers hari Rabu saat mengomentari tank yang disediakan oleh negara lain, seperti dikutip Newsweek, Kamis (19/1/2023).
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Media Amerika, Politico, melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden pada pekan ini akan mengumumkan paket senjata terbaru untuk pasukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Termasuk dalam paket tersebut adalah Strykers dalam jumlah yang tidak diketahui—sejenis kendaraan militer yang dapat dilengkapi dengan senapan mesin atau peluncur granat—dan Ground-Launched Small Diameter Bombs [Bom Diameter Kecil yang Diluncurkan dari Darat] yang juga dikenal sebagai GLSDB.
Sementara gagasan pengiriman Strykers ke Ukraina oleh AS sebelumnya telah mendapat perhatian media, Hodges menulis di Twitter pada hari Rabu tentang potensi dampak GLSDB terhadap perang.
"GLSDB (bom berdiameter kecil yang diluncurkan dari darat) akan mengurangi perlindungan bagi Rusia," tulis Hodges, yang sebelumnya menjabat sebagaikomandan Angkatan Darat Amerika Serikat-Eropa, di Twitter.
"Hidup akan mulai menjadi sangat tidak nyaman bagi Angkatan Laut Rusia, Angkatan Udara, dan penangan amunisi di Crimea, di sepanjang 'jembatan darat'...dan semoga juga bagi kru perbaikan di Jembatan Kerch," lanjut Hodges.
Reuters pertama kali melaporkan pada akhir November bahwa Pentagon sedang mempertimbangkan keputusan untuk mengirim GLSDB ke Ukraina. Kantor berita tersebut menggambarkan bom itu murah dan mampu dipasang pada roket yang tersedia di gudang senjata Ukraina.
Masih menurut laporan Reuters, GLSDB akan memungkinkan pasukan Zelensky menyerang jauh di belakang garis Rusia saat Barat berjuang untuk memenuhi permintaan lebih banyak senjata.
Perusahaan SAAB mengembangkan GLSDB dalam kemitraan dengan Boeing. Di situs webnya, SAAB menjelaskan GLSDB yang dipandu GPS sangat efektif dengan kemampuan untuk digunakan dari segala sudut dan dapat digunakan dalam semua kondisi cuaca.
Sementara paket senjata AS yang baru untuk Ukraina dilaporkan akan menyediakan lebih banyak amunisi dan baju besi, paket itu diperkirakan tidak termasuk tank.
Zelensky dan pejabat Ukraina lainnya telah berulang kali meminta tank, tetapi Pentagon menyatakan yakin Ukraina telah diberi cukup tank dari negara lain.
Pekan lalu, Presiden Polandia Andrzej Duda mengumumkan negaranya akan segera mengirim kompi tank Leopard buatan Jerman ke Ukraina.
Sementara itu, Prancis telah memberi pasukan Zelensky sejumlah "tank ringan" AMX-10 RC, dan Inggris baru-baru ini mengumumkan akan memasok Ukraina dengan tank Challenger 2.
"Kami percaya penyediaan tank modern akan secara signifikan membantu dan meningkatkan kemampuan Ukraina untuk berperang di mana mereka bertempur sekarang dan berperang lebih efektif ke depan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby dalam konferensi pers hari Rabu saat mengomentari tank yang disediakan oleh negara lain, seperti dikutip Newsweek, Kamis (19/1/2023).
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(min)