Uni Eropa Bangun Stok Respons Serangan Nuklir di Perbatasan Rusia
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Komisi Eropa mengumumkan pada Selasa (17/1/2023) bahwa mereka akan menyiapkan cadangan peralatan dan pasokan strategis pertama untuk menanggapi potensi insiden kimia atau nuklir.
Stok itu akan tersedia untuk setiap anggota Uni Eropa (UE) dalam menanggapi potensi insiden kimia atau nuklir. Timbunan akan berlokasi di Finlandia agar mudah dijangkau dari negara-negara Baltik.
Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic mengatakan, “Konflik di Ukraina mengkonfirmasi perlunya menyiapkan persediaan, yang akan memberi UE jaring pengaman yang signifikan yang memungkinkan respons yang cepat dan terkoordinasi di tingkat UE."
EuroNews melaporkan, “Penimbunan itu akan mencakup penanggulangan medis kritis, termasuk vaksin dan penawar racun, peralatan medis, dan peralatan tanggap lapangan yang diperlukan untuk menanggapi kecelakaan biologis, radiologis, dan nuklir."
Secara teori, fasilitas harus dapat mengirim pasokan dalam waktu 12 jam setelah anggota yang terkena dampak menerima tawaran bantuan UE.
Brussels telah menyetujui 242 juta euro (USD261 juta) dalam pendanaan untuk program tersebut, yang bertujuan agar cadangan siap digunakan pada tahun 2024.
“Masing-masing negara tidak memiliki kapasitas pengukuran yang memadai dan sumber daya ahli untuk menanggapi kecelakaan radiasi berskala besar,” papar Karim Peltonen, direktur Otoritas Keamanan Radiasi dan Nuklir Finlandia, kepada EuroNews.
Otoritas UE mengatakan tujuan mereka adalah untuk memastikan kemampuan dan tim respons dapat dikerahkan di mana saja di benua itu.
Meski lokasi depot di Finlandia yang berbagi perbatasan 1.300 kilometer dengan Rusia, mungkin tampak membingungkan dalam konteks itu, Menteri Dalam Negeri Finlandia Krista Mikkonen mengatakan, “Ini akan memungkinkan UE untuk menanggapi berbagai jenis ancaman, terutama di Eropa Utara dan wilayah Laut Baltik.”
Lama netral, Finlandia menjadi anggota UE pada tahun 1995 dan mengajukan keanggotaan NATO tahun lalu.
Pihak berwenang di Helsinki sangat mendukung Kiev dalam konflik dengan Moskow, bersama dengan Warsawa dan negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lituania.
Klaim politisi Barat tertentu bahwa Rusia telah mengancam penggunaan senjata nuklir di Ukraina telah dikecam Moskow sebagai berita palsu.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjelaskan Moskow hanya akan menggunakan senjata atom sebagai tanggapan atas penggunaan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya terhadap Rusia atau sekutunya.
Namun, pihak berwenang Rusia telah membunyikan alarm atas penembakan berulang kali oleh Ukraina terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye, di bawah kendali Rusia sejak Maret lalu.
Rusia menyebutnya sebagai upaya "pemerasan nuklir". Meskipun reaktor pembangkit telah dimatikan, dampak pada tempat penyimpanan bahan bakar bekas dapat mencemari area yang luas.
Kiev menuduh Rusia menembaki fasilitas itu untuk membuat Ukraina terlihat buruk. Pemantau dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dikerahkan ke situs itu dengan keras menghindari menyebutkan pelakunya dalam laporan mereka.
Stok itu akan tersedia untuk setiap anggota Uni Eropa (UE) dalam menanggapi potensi insiden kimia atau nuklir. Timbunan akan berlokasi di Finlandia agar mudah dijangkau dari negara-negara Baltik.
Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic mengatakan, “Konflik di Ukraina mengkonfirmasi perlunya menyiapkan persediaan, yang akan memberi UE jaring pengaman yang signifikan yang memungkinkan respons yang cepat dan terkoordinasi di tingkat UE."
EuroNews melaporkan, “Penimbunan itu akan mencakup penanggulangan medis kritis, termasuk vaksin dan penawar racun, peralatan medis, dan peralatan tanggap lapangan yang diperlukan untuk menanggapi kecelakaan biologis, radiologis, dan nuklir."
Secara teori, fasilitas harus dapat mengirim pasokan dalam waktu 12 jam setelah anggota yang terkena dampak menerima tawaran bantuan UE.
Brussels telah menyetujui 242 juta euro (USD261 juta) dalam pendanaan untuk program tersebut, yang bertujuan agar cadangan siap digunakan pada tahun 2024.
“Masing-masing negara tidak memiliki kapasitas pengukuran yang memadai dan sumber daya ahli untuk menanggapi kecelakaan radiasi berskala besar,” papar Karim Peltonen, direktur Otoritas Keamanan Radiasi dan Nuklir Finlandia, kepada EuroNews.
Otoritas UE mengatakan tujuan mereka adalah untuk memastikan kemampuan dan tim respons dapat dikerahkan di mana saja di benua itu.
Meski lokasi depot di Finlandia yang berbagi perbatasan 1.300 kilometer dengan Rusia, mungkin tampak membingungkan dalam konteks itu, Menteri Dalam Negeri Finlandia Krista Mikkonen mengatakan, “Ini akan memungkinkan UE untuk menanggapi berbagai jenis ancaman, terutama di Eropa Utara dan wilayah Laut Baltik.”
Lama netral, Finlandia menjadi anggota UE pada tahun 1995 dan mengajukan keanggotaan NATO tahun lalu.
Pihak berwenang di Helsinki sangat mendukung Kiev dalam konflik dengan Moskow, bersama dengan Warsawa dan negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lituania.
Klaim politisi Barat tertentu bahwa Rusia telah mengancam penggunaan senjata nuklir di Ukraina telah dikecam Moskow sebagai berita palsu.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjelaskan Moskow hanya akan menggunakan senjata atom sebagai tanggapan atas penggunaan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya terhadap Rusia atau sekutunya.
Namun, pihak berwenang Rusia telah membunyikan alarm atas penembakan berulang kali oleh Ukraina terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye, di bawah kendali Rusia sejak Maret lalu.
Rusia menyebutnya sebagai upaya "pemerasan nuklir". Meskipun reaktor pembangkit telah dimatikan, dampak pada tempat penyimpanan bahan bakar bekas dapat mencemari area yang luas.
Kiev menuduh Rusia menembaki fasilitas itu untuk membuat Ukraina terlihat buruk. Pemantau dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dikerahkan ke situs itu dengan keras menghindari menyebutkan pelakunya dalam laporan mereka.
(sya)