Putin dan Erdogan Bahas Beragam Prioritas, Jalin Kerja Sama Komprehensif
loading...
A
A
A
MOSKOW - Turki dapat segera menormalkan hubungan dengan Suriah, sementara Afrika dapat mulai menerima tepung Rusia dari pabrik Turki.
Kabar tersebut berdasarkan pembacaan isi percakapan telepon pada Senin (16/1/2023) antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang diterbitkan Moskow dan Ankara.
“Kedua presiden membahas kerja sama komprehensif dan bertukar pandangan tentang konflik di Ukraina, dengan Putin menunjukkan kebijakan destruktif Kiev dan sponsor Baratnya,” papar pernyataan Kremlin.
“Prioritas” lain yang disebutkan termasuk kerja sama energi dan “penciptaan pusat gas regional di Turki.”
Putin dan Erdogan juga membahas “cara untuk menormalkan hubungan” antara Turki dan Suriah serta menegosiasikan diakhirinya konflik Suriah di sana.
Moskow menjadi tuan rumah pertemuan bersejarah antara pejabat Turki dan Suriah pada akhir Desember.
Kremlin mengakui “perjanjian paket Istanbul” juga ada dalam agenda, khususnya “pembukaan blokir pengiriman makanan dan pupuk dari Rusia.”
Kesepakatan biji-bijian yang ditengahi Turki telah memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dengan aman, terutama ke klien Barat, tetapi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tidak menghilangkan hambatan untuk ekspor Rusia sesuai dengan perjanjian tersebut.
Penjelasan Turki yang jauh lebih singkat berfokus pada keinginan Erdogan menengahi pembicaraan damai antara Kiev dan Moskow.
Ankara baru-baru ini menjadi tuan rumah pertemuan pejabat hak asasi manusia Rusia dan Ukraina, dilaporkan untuk membahas pertukaran tahanan.
“Kedua presiden membahas langkah-langkah khusus untuk mengubah biji-bijian Rusia menjadi tepung di Turki dan mengirimkannya ke negara-negara Afrika yang membutuhkan," ungkap kepresidenan Turki dalam pernyataan yang dikutip Anadolu Agency.
Erdogan telah mengangkat topik biji-bijian dalam panggilan telepon sebelumnya dengan Putin, pada 5 Januari.
Dia menguraikan skema tersebut pada Minggu, saat berpidato kepada para aktivis pemuda di provinsi Mugla barat daya, menurut outlet Turki Sabah.
Memperhatikan bahwa lebih dari 17 juta ton biji-bijian telah diekspor dari Ukraina sejak Agustus, Erdogan menjelaskan 44% dari biji-bijian itu berakhir di Eropa, dan hanya 14% di Afrika.
AS dan sekutunya tidak secara eksplisit mengembargo ekspor biji-bijian atau pupuk Rusia, melainkan memberi sanksi kepada industri perkapalan Rusia dan memblokirnya mengakses layanan asuransi atau perantara apa pun.
Moskow telah menunjukkan masalah ini, mencatat pengiriman biji-bijian Ukraina yang diiklankan sebagai menyelamatkan Afrika dari kelaparan, malah pergi ke Eropa Barat dan Asia.
Barat pun mencegah biji-bijian yang dijanjikan Rusia ke Afrika agar dikirim.
Kabar tersebut berdasarkan pembacaan isi percakapan telepon pada Senin (16/1/2023) antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang diterbitkan Moskow dan Ankara.
“Kedua presiden membahas kerja sama komprehensif dan bertukar pandangan tentang konflik di Ukraina, dengan Putin menunjukkan kebijakan destruktif Kiev dan sponsor Baratnya,” papar pernyataan Kremlin.
“Prioritas” lain yang disebutkan termasuk kerja sama energi dan “penciptaan pusat gas regional di Turki.”
Putin dan Erdogan juga membahas “cara untuk menormalkan hubungan” antara Turki dan Suriah serta menegosiasikan diakhirinya konflik Suriah di sana.
Moskow menjadi tuan rumah pertemuan bersejarah antara pejabat Turki dan Suriah pada akhir Desember.
Kremlin mengakui “perjanjian paket Istanbul” juga ada dalam agenda, khususnya “pembukaan blokir pengiriman makanan dan pupuk dari Rusia.”
Kesepakatan biji-bijian yang ditengahi Turki telah memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dengan aman, terutama ke klien Barat, tetapi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tidak menghilangkan hambatan untuk ekspor Rusia sesuai dengan perjanjian tersebut.
Penjelasan Turki yang jauh lebih singkat berfokus pada keinginan Erdogan menengahi pembicaraan damai antara Kiev dan Moskow.
Ankara baru-baru ini menjadi tuan rumah pertemuan pejabat hak asasi manusia Rusia dan Ukraina, dilaporkan untuk membahas pertukaran tahanan.
“Kedua presiden membahas langkah-langkah khusus untuk mengubah biji-bijian Rusia menjadi tepung di Turki dan mengirimkannya ke negara-negara Afrika yang membutuhkan," ungkap kepresidenan Turki dalam pernyataan yang dikutip Anadolu Agency.
Erdogan telah mengangkat topik biji-bijian dalam panggilan telepon sebelumnya dengan Putin, pada 5 Januari.
Dia menguraikan skema tersebut pada Minggu, saat berpidato kepada para aktivis pemuda di provinsi Mugla barat daya, menurut outlet Turki Sabah.
Memperhatikan bahwa lebih dari 17 juta ton biji-bijian telah diekspor dari Ukraina sejak Agustus, Erdogan menjelaskan 44% dari biji-bijian itu berakhir di Eropa, dan hanya 14% di Afrika.
AS dan sekutunya tidak secara eksplisit mengembargo ekspor biji-bijian atau pupuk Rusia, melainkan memberi sanksi kepada industri perkapalan Rusia dan memblokirnya mengakses layanan asuransi atau perantara apa pun.
Moskow telah menunjukkan masalah ini, mencatat pengiriman biji-bijian Ukraina yang diiklankan sebagai menyelamatkan Afrika dari kelaparan, malah pergi ke Eropa Barat dan Asia.
Barat pun mencegah biji-bijian yang dijanjikan Rusia ke Afrika agar dikirim.
(sya)