Ilusi Optik, Diduga Penyebab Aneh Tragedi Yeti Airlines Nepal, 68 Tewas
loading...
A
A
A
KATHMANDU - Seorang pakar penerbangan terkemuka dunia menduga ada penyebab anehdi balik tragedi jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal yang menyebabkan 68 orang tewas. Penyebab yang dimaksud adalah ilusi optik yang dialami pilot.
Pesawat yang membawa 72penumpang tersebut, termasuk beberapa warga asing, jatuh beberapa menit sebelum mendarat di kota Pokhara, hari Minggu.
Sebanyak 68 penumpang dipastikan meninggal dalam tragedi jatuhnya pesawat turboprop ATR-72 tersebut.
Penerbangan itu menghantam jurang antara bandara domestik Pokhara dan bandara internasional baru, yang baru saja dibuka pada Hari Tahun Baru.
Pakar penerbangan terkemuka dunia, Profesor Ron Bartsch, kepada Nine's Today pada Senin (16/1/2023), mengatakan kemungkinan ada kesalahan aerodinamis di balik insiden tragis tersebut.
Dia mengatakan ilusi optik saat melakukan perjalanan di atas tanah mungkin telah menyebabkan pilot percaya bahwa pesawat melakukan perjalanan di udara lebih cepat dari yang sebenarnya, sehingga mengakibatkan pesawat terhenti.
“Pesawat membutuhkan udara untuk terbang dan udara lebih jarang di ketinggian sekitar 800 meter di sana,” kata sang profesor.
“Saat Anda melakukan perjalanan di atas tanah, tampaknya Anda akan jauh lebih cepat di atas tanah daripada di udara. Itulah yang menyebabkan stall."
Pesawat yang membawa 72penumpang tersebut, termasuk beberapa warga asing, jatuh beberapa menit sebelum mendarat di kota Pokhara, hari Minggu.
Sebanyak 68 penumpang dipastikan meninggal dalam tragedi jatuhnya pesawat turboprop ATR-72 tersebut.
Penerbangan itu menghantam jurang antara bandara domestik Pokhara dan bandara internasional baru, yang baru saja dibuka pada Hari Tahun Baru.
Pakar penerbangan terkemuka dunia, Profesor Ron Bartsch, kepada Nine's Today pada Senin (16/1/2023), mengatakan kemungkinan ada kesalahan aerodinamis di balik insiden tragis tersebut.
Dia mengatakan ilusi optik saat melakukan perjalanan di atas tanah mungkin telah menyebabkan pilot percaya bahwa pesawat melakukan perjalanan di udara lebih cepat dari yang sebenarnya, sehingga mengakibatkan pesawat terhenti.
“Pesawat membutuhkan udara untuk terbang dan udara lebih jarang di ketinggian sekitar 800 meter di sana,” kata sang profesor.
“Saat Anda melakukan perjalanan di atas tanah, tampaknya Anda akan jauh lebih cepat di atas tanah daripada di udara. Itulah yang menyebabkan stall."