Inggris Kecam Eksekusi Mati Mantan Wakil Menteri Pertahanan Iran
loading...
A
A
A
LONDON - Iran telah mengeksekusi Alireza Akbari, seorang warga negara Inggris-Iran yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Iran. Pelaksanaan eksekusi ini menentang seruan dari London untuk pembebasan Akbari, setelah dia dijatuhi hukuman mati atas tuduhan mata-mata untuk Inggris.
Inggris, yang telah menyatakan kasus terhadap Akbari sebagai bermotivasi politik, mengutuk eksekusi tersebut dan mengatakan itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Perdana Menteri Rishi Sunak menyebutnya "tindakan tidak berperasaan dan pengecut yang dilakukan oleh rezim biadab tanpa menghormati hak asasi manusia rakyatnya sendiri".
Kantor berita pengadilan Iran, Mizan, melaporkan eksekusi itu pada Sabtu (14/1/2023) pagi, tanpa mengatakan kapan eksekusi itu dilakukan.
Pada Jumat (13/1/2023) malam, Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan, Iran tidak boleh menindaklanjuti hukuman tersebut. Seruan serupa juga telah digaungkan oleh Amerika Serikat.
"Alireza Akbari, yang dijatuhi hukuman mati atas tuduhan korupsi di bumi dan tindakan ekstensif terhadap keamanan internal dan eksternal negara melalui spionase untuk dinas intelijen pemerintah Inggris, dieksekusi," sebut laporan Mizan.
Laporan tersebut menuduh Akbari, yang ditangkap pada tahun 2019, menerima pembayaran sebesar 1.805.000 Euro, 265 ribu Pound, dan USD50.000 untuk kegiatan mata-mata.
Dalam rekaman audio yang konon dari Akbari dan disiarkan oleh BBC Persia pada hari Rabu, dia mengatakan telah mengakui kejahatan yang tidak dia lakukan setelah penyiksaan yang ekstensif.
Sunak mengatakan di Twitter bahwa dia "terkejut dengan eksekusi". "Kami akan memanggil Kuasa Usaha Iran untuk memperjelas rasa jijik kami atas tindakan Iran," ujarnya.
Pernyataan Inggris tentang kasus tersebut belum menjawab tuduhan Iran bahwa Akbari memata-matai Inggris.
Media pemerintah Iran menyiarkan video pada hari Kamis yang mereka katakan menunjukkan bahwa Akbari berperan dalam pembunuhan tahun 2020 atas ilmuwan nuklir top Iran, Mohsen Fakhrizadeh, yang tewas dalam serangan tahun 2020 di luar Teheran yang pihak berwenang menyalahkan Israel pada saat itu.
Dalam video tersebut, Akbari tidak mengaku terlibat dalam pembunuhan itu, namun mengatakan seorang agen Inggris telah meminta informasi tentang Fakhrizadeh.
Media pemerintah Iran sering menyiarkan pengakuan tersangka dalam kasus-kasus yang bermuatan politik. Reuters tidak dapat menetapkan keaslian video dan audio media pemerintah, atau kapan atau di mana mereka direkam.
Inggris, yang telah menyatakan kasus terhadap Akbari sebagai bermotivasi politik, mengutuk eksekusi tersebut dan mengatakan itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Perdana Menteri Rishi Sunak menyebutnya "tindakan tidak berperasaan dan pengecut yang dilakukan oleh rezim biadab tanpa menghormati hak asasi manusia rakyatnya sendiri".
Kantor berita pengadilan Iran, Mizan, melaporkan eksekusi itu pada Sabtu (14/1/2023) pagi, tanpa mengatakan kapan eksekusi itu dilakukan.
Pada Jumat (13/1/2023) malam, Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan, Iran tidak boleh menindaklanjuti hukuman tersebut. Seruan serupa juga telah digaungkan oleh Amerika Serikat.
"Alireza Akbari, yang dijatuhi hukuman mati atas tuduhan korupsi di bumi dan tindakan ekstensif terhadap keamanan internal dan eksternal negara melalui spionase untuk dinas intelijen pemerintah Inggris, dieksekusi," sebut laporan Mizan.
Laporan tersebut menuduh Akbari, yang ditangkap pada tahun 2019, menerima pembayaran sebesar 1.805.000 Euro, 265 ribu Pound, dan USD50.000 untuk kegiatan mata-mata.
Dalam rekaman audio yang konon dari Akbari dan disiarkan oleh BBC Persia pada hari Rabu, dia mengatakan telah mengakui kejahatan yang tidak dia lakukan setelah penyiksaan yang ekstensif.
Sunak mengatakan di Twitter bahwa dia "terkejut dengan eksekusi". "Kami akan memanggil Kuasa Usaha Iran untuk memperjelas rasa jijik kami atas tindakan Iran," ujarnya.
Pernyataan Inggris tentang kasus tersebut belum menjawab tuduhan Iran bahwa Akbari memata-matai Inggris.
Media pemerintah Iran menyiarkan video pada hari Kamis yang mereka katakan menunjukkan bahwa Akbari berperan dalam pembunuhan tahun 2020 atas ilmuwan nuklir top Iran, Mohsen Fakhrizadeh, yang tewas dalam serangan tahun 2020 di luar Teheran yang pihak berwenang menyalahkan Israel pada saat itu.
Dalam video tersebut, Akbari tidak mengaku terlibat dalam pembunuhan itu, namun mengatakan seorang agen Inggris telah meminta informasi tentang Fakhrizadeh.
Media pemerintah Iran sering menyiarkan pengakuan tersangka dalam kasus-kasus yang bermuatan politik. Reuters tidak dapat menetapkan keaslian video dan audio media pemerintah, atau kapan atau di mana mereka direkam.
(esn)