Panglima IRGC Bersumpah Akan Balas Dendam kepada Charlie Hebdo
loading...
A
A
A
TEHERAN - Umat Muslim "cepat atau lambat" akan membalas dendam terhadap surat kabar satir Prancis Charlie Hebdo karena menerbitkan kartun yang dianggap Iran "menghina" Pemimpin Spiritual Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei .
Ancaman itu dilontarkan panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami.
Charlie Hebdo pekan lalu menerbitkan karikatur Khamenei untuk mendukung aksi protes yang sedang berlangsung di Iran, yang membuat marah Iran dan sekutunya.
“Anda telah membuat kesalahan besar, tetapi cepat atau lambat umat Islam akan membalas dendam, dan Anda dapat menangkap para pembalas, tetapi yang mati tidak akan hidup kembali,” kata Salami seperti dikutip Al Arabiya dari kantor berita semi-resmi ILNA, Rabu (11/1/2023).
Salami lantas merujuk pada serangan terhadap novelis Salman Rushdie pada bulan Agustus tahun lalu dan memperingatkan bahwa kejadian serupa dapat terjadi pada staf Charlie Hebdo.
"Saya merujuk orang Prancis dan direktur lembaga ini (Charlie Hebdo) pada nasib Salman Rushdie," ia memperingatkan.
Salman Rushdie ditikam pada 12 Agustus tahun lalu saat bersiap untuk berbicara di sebuah acara di New York bagian barat. Dia telah lama menghadapi ancaman pembunuhan untuk novel keempatnya, The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan, yang diterbitkan pada tahun 1988 lalu.
Pada tahun 1989, Ruhollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran saat itu, mengeluarkan fatwa yang menyerukan pembunuhan terhadap Rushdie dan siapa pun yang terlibat dalam penerbitan buku tersebut karena penistaan agama.
Pada hari Selasa, kelompok Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon juga mengutuk kartun tersebut dan meminta Prancis untuk menghukum Charlie Hebdo.
"Khamenei bukan hanya seorang pemimpin politik tetapi simbol agama bagi puluhan juta orang beriman," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Ancaman itu dilontarkan panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami.
Charlie Hebdo pekan lalu menerbitkan karikatur Khamenei untuk mendukung aksi protes yang sedang berlangsung di Iran, yang membuat marah Iran dan sekutunya.
“Anda telah membuat kesalahan besar, tetapi cepat atau lambat umat Islam akan membalas dendam, dan Anda dapat menangkap para pembalas, tetapi yang mati tidak akan hidup kembali,” kata Salami seperti dikutip Al Arabiya dari kantor berita semi-resmi ILNA, Rabu (11/1/2023).
Salami lantas merujuk pada serangan terhadap novelis Salman Rushdie pada bulan Agustus tahun lalu dan memperingatkan bahwa kejadian serupa dapat terjadi pada staf Charlie Hebdo.
"Saya merujuk orang Prancis dan direktur lembaga ini (Charlie Hebdo) pada nasib Salman Rushdie," ia memperingatkan.
Salman Rushdie ditikam pada 12 Agustus tahun lalu saat bersiap untuk berbicara di sebuah acara di New York bagian barat. Dia telah lama menghadapi ancaman pembunuhan untuk novel keempatnya, The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan, yang diterbitkan pada tahun 1988 lalu.
Pada tahun 1989, Ruhollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran saat itu, mengeluarkan fatwa yang menyerukan pembunuhan terhadap Rushdie dan siapa pun yang terlibat dalam penerbitan buku tersebut karena penistaan agama.
Pada hari Selasa, kelompok Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon juga mengutuk kartun tersebut dan meminta Prancis untuk menghukum Charlie Hebdo.
"Khamenei bukan hanya seorang pemimpin politik tetapi simbol agama bagi puluhan juta orang beriman," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
(ian)