Kasus Pertama Varian Covid-19 Kraken Ditemukan di Afrika Selatan

Minggu, 08 Januari 2023 - 00:30 WIB
loading...
Kasus Pertama Varian Covid-19 Kraken Ditemukan di Afrika Selatan
Petugas kesehatan merawat pasien di rumah sakit lapangan sementara yang didirikan Medecins Sans Frontieres (MSF) selama wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Khayelitsha dekat Cape Town, Afrika Selatan, 21 Juli 2020. Foto/REUTERS/Mike Hutchings
A A A
CAPE TOWN - Pada Desember 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan hampir tiga tahun sejak kasus Covid-19 pertama di Afrika didaftarkan pada Februari 2020, jumlah kasus infeksi yang terdeteksi di benua itu sekitar 9,5 juta.

“Kasus pertama dari varian kraken Covid-19 XBB.1.5 telah terdeteksi di Afrika Selatan,” ungkap para peneliti di Universitas Stellenbosch.

"Tidak ada peningkatan kasus, rawat inap, atau kematian telah terdaftar di Afrika Selatan sehubungan dengan jenis baru itu,” ungkap Tulio de Oliveira, direktur Pusat Respons dan Inovasi Epidemi universitas, menulis di halaman media sosialnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), XBB.1.5 adalah "sub-varian yang paling mudah menular" dari virus tersebut. Ini adalah sub-varian dari strain omicron dan secara tidak resmi dijuluki "kraken".



Sejauh ini, belum ada laporan mengenai perbedaan tingkat keparahan yang signifikan antara gejala yang ditimbulkannya dengan yang disebabkan oleh varian virus corona lainnya.

Namun, telah dilaporkan bahwa XBB.1.5 menunjukkan tanda-tanda pelepasan kekebalan, yang berarti dapat menghindari kekebalan yang dikembangkan vaksin atau kasus yang dialami sebelumnya dari varian Covid-19 sebelumnya.

“Kraken telah terdeteksi di 29 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), di mana virus dengan cepat menjadi jenis yang dominan (meroket dari 1% menjadi 41% dari semua infeksi antara awal dan akhir Desember),” papar WHO.

Masih belum diketahui apakah XBB.1.5 telah mencapai China, yang menghadapi peningkatan kasus infeksi setelah langkah-langkah ketat itu dilonggarkan. Sebelumnya, kebijakan ketat membantu membatasi penyebaran gelombang virus sebelumnya.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)