Lavrov Sebut Ratusan Pasukan AS Berada di Ukraina

Jum'at, 30 Desember 2022 - 14:31 WIB
loading...
Lavrov Sebut Ratusan Pasukan AS Berada di Ukraina
Menlu Rusia Sergei Lavrov menuding ratusan pasukan AS berada di Ukraina. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menuduh bahwa "ratusan" prajurit Amerika Serikat (AS) dikerahkan ke Ukraina . Ia bahkan mengklaim bahwa tentara AS, penasihat militer, dan perwira intelijen telah lama terlibat langsung dalam konflik tersebut.

Duduk dengan Channel One Rusia untuk wawancara pada hari Rabu, Lavrov berbicara panjang lebar tentang keterlibatan mendalam Washington dalam permusuhan di Ukraina, yang terus berkembang meskipun ada jaminan berulang kali dari para pemimpin Amerika bahwa personel AS tidak akan berperan dalam pertempuran tersebut.

“Puluhan, bahkan mungkin ratusan tentara Amerika berada di Ukraina, mereka ada di sana bahkan sebelum kudeta,” kata Menlu Rusia itu, mengacu pada penggulingan Presiden Ukraina Viktor Yanukovich tahun 2014 oleh formasi nasionalis dan aktivis pro-Barat.

“Petugas CIA menempati setidaknya satu lantai di Dinas Keamanan Ukraina,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (30/12/2022).

Lavrov juga mengklaim bahwa atase militer AS yang berbasis di Kiev telah memberikan saran yang signifikan kepada otoritas Ukraina.



“Spesialis militer jelas terlibat tidak hanya dalam melakukan kunjungan ke Kementerian Pertahanan Ukraina, tetapi, tentu saja, dengan satu atau lain cara mereka memberikan penasehat langsung, dan mungkin bahkan lebih dari penasehat, militer,” ujarnya.

Dia mencatat bahwa tim spesialis AS yang terpisah telah melakukan perjalanan ke Ukraina untuk memantau aliran senjata Barat ke negara itu, yang dibentuk setelah anggota parlemen Amerika menuntut mekanisme yang lebih kuat untuk melacak miliaran bantuan mematikan.

Mengingat bahwa Ukraina menerima senjata Barat yang semakin banyak dan lebih baik, Lavrov mengatakan pasukan Rusia sekarang merumuskan rencana untuk mengganggu pengiriman senjata

"Jalur kereta api, jembatan, dan terowongan dianggap sebagai target untuk mempersulit pengiriman ini atau, idealnya, menghentikannya sama sekali,” ia menambahkan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1923 seconds (0.1#10.140)